"Jika dilihat dari subsektor yang diusahakan, 2,22 juta orang berusaha di subsektor Tanaman Pangan, 1,29 juta orang berusaha di Hortikultura,1,07 juta orang bergerak di Peternakan, dan 0,59 juta orang berusaha di subsektor Kehutanan," ungkap Marsudijono.
Padi sawah inbrida merupakan komoditas yang paling banyak diusahakan, mencakup 51,82 persen dari total seluruh UTP. Kemudian disusul oleh ayam kampung (14,72 persen), domba potong (12,54 persen) dan sengon/jeunjing/albazia (12,12 persen).
Baca Juga: Wagub Jabar Kedatangan Petugas BPS untuk Mendata dalam Program Registrasi Sosial Ekonomi 2022.
Penguasaan lahan, merupakan salah satu indikator penting dalam pengukuran tingkat kesejahteraan petani. Itu sebabnya data petani gurem termasuk data yang dipantau dalam sektor pertanian.
Marsudijono menambahkan hasil ST2023 memperlihatkan bahwa 80,19 persen RUTP di Jawa Barat adalah rumah tangga usaha pertanian gurem.
"Secara persentase terlihat adanya peningkatan bila dibandingkan dengan hasil ST2013 yang hanya sebesar 75,61 persen," ujarnya.
Baca Juga: Wujudkan Satu Data Penduduk, BPS Kota Bandung Bakal Sensus Penduduk Bulan Ini
Masih berbicara tentang luas lahan pertanian, ternyata jumlah UTP (usaha pertanian perorangan) berbanding lurus dengan luas wilayahnya.
Diurutkan dari jumlah UTP terbanyak di Jawa Barat, di Kabupaten Sukabumi tercatat ada 358,83 ribu UTP, di Kabupaten Garut ada 327,82 ribu UTP dan di Kabupaten Cianjur ada 301,07 ribu UTP.
"Saat ini, di daerah perkotaan terlihat ada fenomena Masyarakat untuk mengusahakan pertanian di lahan terbatas. Aktivitas tersebut dikatakan sebagai Urban farming," tambah Marsudijono.