Memahami Gender Hingga Munculnya Konsep Baru di Era Milenial

- 28 April 2023, 22:55 WIB
Memahami Gender Hingga Munculnya Konsep Baru di Era Milenial
Memahami Gender Hingga Munculnya Konsep Baru di Era Milenial /Shoko Takayasu/Bloomberg
BERITA KBB - Pemahaman mengenai gender sangat penting saat ini karena berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan seseorang. 
 
Misalnya, mengatasi diskriminasi gender, mengurangi perbedaan gender, menghormati keragaman gender, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong pengambilan keputusan yang baik.
 
Pertama, kita harus memahami bahwa gender adalah peran yang berasal dari struktur sosial dan budaya, bukan gender. 
 
 
Menurut laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (2017), gender adalah perbedaan peran, sifat, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduktif hingga peran sosial kemasyarakatan.
 
Hal ini menunjukkan bahwa gender bukanlah sesuatu yang inheren atau alamiah, melainkan sesuatu yang ada karena dipengaruhi oleh nilai atau norma masyarakat tertentu. 
 
Dengan demikian, peran gender dalam suatu masyarakat mungkin berbeda dengan masyarakat lainnya.
 
 
Artinya, gender merupakan konstruksi sosial yang dibentuk oleh proses sosialisasi masyarakat.
 
Sementara itu, gender mengacu pada kategori biologis yang dibedakan berdasarkan perbedaan anatomi, fisiologi, dan fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. 
 
Hal ini juga disampaikan oleh Ronald Wardhaugh dalam bukunya “An Introduction to Sociolinguistics”, edisi kelima tahun 2006, menjelaskan bahwa “Gender sebagian besar ditentukan secara biologis, sedangkan gender merupakan konstruksi sosial”. 
 
Selain itu, Ronald Wardhaugh menjelaskan bahwa perbedaan laki-laki dan perempuan terlihat jelas pada kromosomnya. 
 
Jadi peran gender apa yang telah dikembangkan oleh masyarakat dan budaya kita?
 
 
Pertama, adanya pembagian tugas berdasarkan jenis kelamin. Kedua, mengutamakan keindahan dan penampilan. Ketiga, beban seksual dalam keluarga. Pada saat yang sama, laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga dan diharapkan berperan sebagai pencari nafkah.
 
Di zaman modern ini, dengan menerima keragaman gender, seseorang akan mencoba memperluas pemahaman tentang gender, yang hanya sebatas pemikiran biner (dua jenis kelamin). 
 
Hal ini tercermin dari munculnya istilah-istilah baru seperti genderqueer, genderfluid dan non-binary.
Istilah ini sering digunakan untuk mendeskripsikan identitas gender yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kategori gender yang terkenal seperti laki-laki dan perempuan.
 
Genderqueer, genderfluid, dan istilah non-biner semuanya adalah istilah pribadi dan cair. Penting juga untuk diingat bahwa identitas gender seseorang adalah bagian dari diri mereka dan dapat berkembang dan berubah seiring waktu.
 
Kesetaraan gender didukung oleh wajah positif di zaman modern, karena semakin banyak perempuan diberikan hak yang sama dengan laki-laki. 
 
Termasuk dalam hal kebebasan memilih dalam pendidikan, pekerjaan dan gaya hidup, dan masyarakat semakin terbuka untuk menerima perbedaan gender. 
 
Masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya isu-isu gender seperti kekerasan dan pelecehan seksual dan juga berusaha memeranginya.
 
Sisi positif gender juga didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam bukunya “Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2020”, dimana IPM (Indeks Pembangunan Manusia) laki-laki sebesar 75,43 pada tahun 2018 naik menjadi 75,96 atau mengalami peningkatan sebesar 0,53 pada tahun 2019.
 
Peningkatan yang sama terjadi pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia) perempuan dari 68,63 pada tahun 2018 menjadi 69,18 atau meningkat sebesar 0,55 pada tahun 2019.
 
Peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) perempuan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki menunjukkan bahwa pembangunan telah bergerak menuju kesetaraan gender.
 
Pertanyaan terbesarnya adalah mengapa makna seks harus berubah di era milenial ini? 
 
Karena gender merupakan konstruksi sosial yang tidak boleh dijadikan dasar diskriminasi atau pembatasan hak-hak individu. Seperti pendapat beberapa orang, gender tidak harus ada, atau bisa dihilangkan sama sekali.
 
Kita harus mengkampanyekan pentingnya pemahaman gender untuk menciptakan kesetaraan, yang pada gilirannya memperkuat lingkungan untuk tumbuh dan berkembang.
 
Selain itu, kita bisa mengubah cara kita menghadapi seks dalam kehidupan sehari-hari. 
 
Misalnya, berhentilah berasumsi bahwa perempuan harus bertanggung jawab atas pekerjaan rumah dan mengasuh anak, sedangkan laki-laki harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga. 
 
Paling tidak, masyarakat dapat mulai menghentikan penyempitan peluang karir, pendidikan, dan partisipasi politik seseorang yang berbasis gender. 
 
Selain itu, kita bisa mengubah cara kita berkomunikasi tentang seks. Pastikan bahwa bahasa dan pengucapan tidak mendiskriminasi atau meremehkan jenis kelamin tertentu.
 
Setiap orang, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan individu, harus berpartisipasi dalam upaya mempromosikan kesetaraan gender dan memerangi diskriminasi gender.
 
Misalnya, mendukung orang yang mengalami diskriminasi gender dan mempromosikan kesetaraan gender melalui aktivitas mereka. 
 
Pemerintah juga dapat memainkan peran penting dalam mengubah budaya dan norma yang mempengaruhi kesetaraan gender dengan menyediakan kebijakan, peraturan yang adil dan inklusif, serta pelatihan dan sumber daya yang diperlukan untuk mempromosikan kesetaraan gender.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x