Penggunaan AC di Cuaca Panas Ekstrem, Dampak dan Pengaruhnya bagi Lingkungan

- 8 Oktober 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi air conditioner (AC).Penggunaan AC di Cuaca Panas Ekstrem, Dampak dan Pengaruhnya bagi Lingkungan
Ilustrasi air conditioner (AC).Penggunaan AC di Cuaca Panas Ekstrem, Dampak dan Pengaruhnya bagi Lingkungan /Freepik/lifeforstock/

 

BERITA KBB - Cuaca panas ekstrem adalah kondisi dimana suhu udara melebihi ambang batas normal dan berlangsung dalam waktu yang lama. Cuaca panas ekstrem bisa terjadi akibat fenomena alam seperti El Nino, La Nina, atau gelombang panas. Cuaca panas ekstrem juga dipengaruhi oleh perubahan iklim global yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca adalah gas yang menyerap dan memancarkan radiasi inframerah, seperti karbon dioksida, metana, ozon, dan klorofluorokarbon (CFC). Gas rumah kaca menyebabkan efek rumah kaca, yaitu proses peningkatan suhu permukaan bumi akibat terperangkapnya panas matahari di atmosfer.

 

Salah satu aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap peningkatan gas rumah kaca adalah penggunaan alat pendingin ruangan seperti AC. AC adalah alat yang digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban udara di dalam ruangan. AC bekerja dengan cara mengambil panas dari udara di dalam ruangan dan memindahkannya ke udara di luar ruangan. AC juga mengandung zat pendingin atau refrigerant yang berfungsi untuk menyerap dan melepaskan panas. Zat pendingin ini bisa berupa CFC atau hidroklorofluorokarbon (HCFC) yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat.

 

Penggunaan AC di cuaca panas ekstrem memiliki dampak dan pengaruh bagi lingkungan, antara lain:

·         Meningkatkan emisi gas rumah kaca. Penggunaan AC membutuhkan listrik yang sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca utama. Selain itu, AC juga bisa bocor atau rusak sehingga melepaskan zat pendingin yang merupakan gas rumah kaca lainnya. Menurut sebuah laporan dari International Energy Agency (IEA), penggunaan AC di dunia diperkirakan akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 2016. Hal ini akan menyebabkan emisi gas rumah kaca dari sektor pendinginan meningkat 130% pada tahun 2050.

Baca Juga: Prediksi Brighton vs Liverpool:Preview, Line Up, Head to Head, dan Link Nonton

·         Meningkatkan suhu udara di sekitar ruangan. Penggunaan AC mengeluarkan panas ke udara di luar ruangan sehingga meningkatkan suhu udara di sekitar ruangan. Hal ini bisa menimbulkan efek pulau panas perkotaan, yaitu kondisi dimana suhu udara di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah pedesaan akibat banyaknya bangunan, aspal, beton, dan sumber panas buatan seperti AC. Efek pulau panas perkotaan bisa meningkatkan kebutuhan energi untuk pendinginan, mengurangi kualitas udara, dan mempengaruhi kesehatan manusia. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Arizona State University, penggunaan AC di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, menyebabkan suhu udara malam hari meningkat hingga 2°C pada musim panas.

·         Mengurangi kelembaban udara di dalam ruangan. Penggunaan AC mengurangi kelembaban udara di dalam ruangan sehingga membuat udara menjadi lebih kering. Udara kering bisa menyebabkan dehidrasi, iritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Udara kering juga bisa merusak tanaman hias dan kayu di dalam ruangan.

 

Untuk mengurangi dampak dan pengaruh negatif penggunaan AC terhadap lingkungan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

·         Menggunakan AC hemat energi dan ramah lingkungan. Memilih AC yang memiliki label energi tinggi dan tidak menggunakan zat pendingin berbasis CFC atau HCFC. Mengganti zat pendingin lama dengan zat pendingin baru yang lebih ramah lingkungan seperti hidrofluorokarbon (HFC), hydrofluoroolefin (HFO), atau hidrokarbon (HC). Memeriksa dan membersihkan AC secara rutin untuk mencegah kebocoran dan kerusakan.

Baca Juga: Prediksi Arsenal vs Manchester City: Preview, Pemain dan Formasi, Head to Head dan Link Nonton

·         Mengatur suhu dan waktu penggunaan AC. Menetapkan suhu AC yang sesuai dengan kondisi cuaca dan kenyamanan, tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Menghindari penggunaan AC secara terus-menerus dan mematikannya saat tidak diperlukan. Menggunakan timer atau thermostat untuk mengontrol suhu dan waktu penggunaan AC.

·         Meningkatkan ventilasi dan isolasi ruangan. Membuka jendela dan pintu untuk membiarkan udara segar masuk ke dalam ruangan. Menggunakan kipas angin, tirai, atau tanaman untuk mendinginkan ruangan. Mengisolasi ruangan dengan menggunakan bahan yang bisa menahan panas seperti busa, kaca, atau wol. Menghindari paparan sinar matahari langsung ke dalam ruangan dengan menggunakan atap, kanopi, atau pohon.

·         Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Menyadari dampak dan pengaruh penggunaan AC terhadap lingkungan dan kesehatan. Berpartisipasi dalam program penghematan energi dan perlindungan lingkungan. Mengedukasi dan mengajak orang lain untuk menggunakan AC secara bijak dan bertanggung jawab.

 

Penggunaan AC di cuaca panas ekstrem merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di era perubahan iklim. Penggunaan AC yang tidak bijak dan berlebihan bisa menimbulkan dampak dan pengaruh negatif bagi lingkungan, seperti meningkatnya emisi gas rumah kaca, suhu udara, dan kekeringan udara. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak dan pengaruh tersebut, seperti menggunakan AC hemat energi dan ramah lingkungan, mengatur suhu dan waktu penggunaan AC, meningkatkan ventilasi dan isolasi ruangan, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Dengan demikian, penggunaan AC bisa menjadi solusi yang sehat dan berkelanjutan untuk menghadapi cuaca panas ekstrem.***

 

 

 

Editor: Siti Mujiati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah