Cerita Horror!! Perempuan Misterius Di Jalan Semarang-Temanggung

16 Juni 2022, 15:23 WIB
Foto ilustrasi hantu. cerita horror rombongan pendaki yang diikuti oleh sosok perempuan baju putih dengan rambut yang panjang /Pexels.com/

 

BERITA KBB – Seorang pendaki bersama enam temannya diikuti oleh sesosok perempuan pakaian putih dengan rambut panjang di jalan alternatif Semarang-Temanggung.

Bagi para traveller atau warga di sekitar Semarang pasti tidak asing dengan keberadaan jalan alternatif Semarang-Temanggung. Jalanan ini melintasi hutan belantara yang berada di desa Sumowono.

Berada di dataran tinggi dan didominasi hutan ini jalanan Sumowono ini kerapkali disambangi kabut.

Baca Juga: Lima Film Spider-Man dan Film Venom Segera Tersedia di Streaming Mulai Juni 2022

Ditambah minimnya penerangan disana sehingga membuat kesan tersendiri bagi orang yang melewatinya di malam hari.

Cerita ini berawal seorang pendaki bersama 6 kawannya yaitu Ahmad, Fitri, Rahayu, Yunita, Yola dan Yusril melakukan perjalanan pulang ke kota semarang selepas dari pendakian ke gunung Sikendil, Temanggung.

Saat tiba di pusat kota Temanggung, kami singgah sejenak ke rumah kawan kami yang bernama Vega, Kurang lebih pukul 17.00 kami tiba disana.

Baca Juga: Kabar Gembira! K-pop Seventeen Agendakan Konser di Jakarta 24-25 September 2022

Setibanya kami disambut Vega dan berbagai makanan yang tersaji di kediamannya. Tanpa berpikir lama kami nikmati sajian yg ada.

Terlihat semua kawanku sangat lahap mungkin dampak karena baru turun gunung. Selesai shalat maghrib kami pamit pulang melanjutkan perjalanan.

Tapi langkah kami tertahan dengan ajakan Vega yang mengajak makan di kafe dekat rumahnya.

Karena tidak baik jika menolak rejeki akhirnya kami mengiyakan ajakannya. Saat makan, sangat terlihat wajah kami yang sangat lelah, terutama Yunita.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Inilah Jadwal PPDB Tahap 2 Jenjang SMK dan SMA Di Jawa Barat

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 19.45 tandanya kami harus melanjutkan perjalanan pulang.

Estimasinya 2 jam kami akan tiba di Semarang(kalau lancar). Jam 20.00 kami mulai perjalanan tandanya kami akan melewati dingin dan gelapnya jalanan Sumowono.

Di perjalanan pulang saya dan Yola berboncengan berada di paling depan, diikuti Ahhmad dan Fitri, Yunita dan Rahayu dan Yusril paling belakang.

Baca Juga: Rilis Lagu Galau 'Glimpse of Us', Ini Profil Joji Sang Penyanyi

Singkat cerita kami tiba di sebuah jalan gelap di antara hutan sebelum tugu perbatasan Kabupaten Semarang dan Temanggung, disini awal mula keanehan-keanehan datang.

Yunita yang sudah sejak di rumah Vega terlihat yang paling lelah  tiba-tiba bertingkah aneh. ”Yang dibelakangku masih kamu kan wi” Tanya Yunita ke Rahayu.

Rahayu yang mendengar pertanyaan Yunita hanya menjawab masih dengan perasaan mulai ketakutan.

Rahayu yang sudah mulai merasakan keganjilan mulai berdoa dan membaca ayat kursi. Saat itu Yunita berada di depan mengendarai motornya.

Yunita yang sudah bertingkah aneh hanya melamun di sepanjang jalan, sampai-sampai mempengaruhi caranya berkendara

Rahayu yang berada di belakangnya semakin berfikir yang tidak-tidak. ”Yun kamu kenapa ?” tanya Rahayu ”Tadi di tengah jalan aku lihat perempuan pakai putih-putih. Dan rambutnya panjang”.

Sontak ketakutan Rahayu semakin besar, Rahayu tak berhenti berdoa memohon keselamatan.

Rahayu belum memiliki keahlian penuh dalam mengendarai motor sehingga sampai saat itu Yunita lah yang tetap di depan. Selain itu, keadaan jalan yang sangat gelap mengharuskan motor harus tetap berjalan.

Yusril yang berada di paling belakang mulai merasakan gelagat Yunita yang tidak seperti biasanya.

Seringkali Yusril berkendara tepat di sebelah Yunita hanya untuk mengajaknya ngobrol demi mendinginkan suasana tapi usahanya nihil.

Agak jauh setelah melewati tugu perbatasan keadaan tak berangsur membaik, Yunita semakin tak beraturan membawa motor.

Hingga akhirnya Rahayu melihat tubuh Yunita seperti ada yang menarik ke belakang ”Aku gak kuat pengen pingsan” ucap Yunita setelah badannya tertarik.

Mendengar ucapannya, Rahayu sontak minta Yunita berhenti dipinggir jalan untuk bertukar posisi.

Walaupun di posisi itu Rahayu tak yakin dengan dirinya sendiri Melihat Yunita dan Rahayu menepi, Yusril ikut mengikuti ”Kenapa yu,” tanya Yusril ke Rahayu.

Biar ku gantiin aja nyetir motornya,” jawab Rahayu. Yusril yang sudah paham hanya membiarkan dan menyuruhnya lekas kembali jalan.

Sebelum berjalan Rahayu mengingatkan Yunita dan Yusril agar membaca ayat kursi dan istigfar di sepanjang jalan.

Di jalanan Yunita yang berpegangan ke Rahayu hanya diam dan melamun, Rahayu dan Yusril terus berusaha mengajak Yunita ngobrol walaupun hanya di jawab sederhana dengan wajah lemas tapi Yunita tetap sadar di sepanjang jalan.

Setiba saya di persimpangan pasar Sumowono, saya dan Yola yang berada di depan cek semua rombongan dan terlihat semua ada di belakang. Setibanya di daerah Bandungan jalanan sudah agak ramai

tanpa sadar rombongan Ahmad, Fitri, Rahayu, Yunita dan Yusril sudah tidak terlihat lagi di belakang

Disitu saya mulai mengurangi kecepatan hingga akhirnya sampai di persimpangan jalan raya. Saya dan Yola berhenti menunggu, tak lama Ahmad dan Fitri datang.

Sudah 10 menit Yunita, Rahayu dan Yusril belum juga sampai hingga akhirnya mereka sampai tapi mereka terus jalan tanpa menghampiri kami.

Menyadari keberadaan saya, Yusril hanya mengatakan “Nanti berhenti di Indomart depan,” dengan wajah panik

Saya dan Ahmad hanya bertanya-tanya karena kami belum tau apa yang sedang terjadi Saat di Indomart terkejutnya saya melihat Yunita menangis diatas motor.

Saat saya tanya kenapa dia hanya menangis dan mengatakan ”Aku wedi (Aku takut)” .

Tak lama setelah mengatakan ”Aku wedi” tiba-tiba Yunita jatuh pingsan, sontak mengundang perhatian warga yang ada di sekitar Indomart.

Yunita kami bawa duduk tepat di depan Indomart dengan dibantu warga

”Mbaknya kenapa mas ?,” tanya salah satu warga disana, saya yang tidak tau masalahnya hanya menjawab ”Kelelahan mungkin pak, kami baru turun muncak,”

Lalu kami diberi satu gelas air hangat untuk membantu menyadarkan Yunita.

Saya mengeluarkan minyak angin yang saya bawa, saya berikan ke Rahayu untuk menyadarkan Yunita. Saat itu posisi Yunita duduk dengan dibantu Rahayu, Fitri dan Yola

10 menit pingsan akhirnya Yunita sadar dan kembali menangis dan kembali berucap ”aku wedi, aku ditutke tekan kene (aku takut, aku diikuti sampai sini),”

Disini saya baru menyadari jika yang meyebabkan Yunita seperti ini adalah hal-hal gaib.

Disitu Yunita mulai cerita apa yang sedang menimpanya. Dia mengatakan jika sejak di jalanan Sumowono.

Hingga setibanya disini dia merasa ada yang sedang mengikuti dan menempel di badannya, lehernya berat dan batinnya sangat merasakan keberadaannya.

Setelahnya Rahayu dan Yusril menjelaskan ternyata kami sudah terpisah menjadi dua sejak di daerah tugu perbatasan.

saya dan Yola yang mendengar jawaban Yusril membantah karena saat saya tiba di pasar Sumowono saya dan Yola melihat mereka semua.

Yusril dan Rahayu kembali membantah dan meyakinkan jika rombongan kami sudah  terpisah sejak di area tugu perbatasan sementara Ahmad dan Fitri terpisah dari saya setelah agak jauh melewati tugu perbatasan.

Saya yang mendengar itu hanya bertanya-tanya apa dan siapa yang saya dan Yola lihat di persimpangan Pasar Sumowono? ”Ah sudah-sudah yang penting kita sudah kumpul lagi” ucap Rahayu

Saat semuanya sudah normal, kami melanjutkan perjalanan. Formasi berubah, Yunita dgn Ahmad, Rahayu dgn Fitri dan yang lainnya tetap.

Kami bersyukur Yunita sudah kembali normal. Rahayu dan Fitri berjalan paling depan, diikuti Ahmad dan Yunita, Yusril dan Saya dgn Yola di belakang.

Di sepanjang jalan kami memperhatikan Yunita, ternyata benar baru kami jalan 10 menit Yunita kumat lagi. Dengan jelas saya melihat tiba-tiba tubuh Yunita tertarik ke belakang sebelum akhirnya dia pingsan diatas motor.

Ahmad yang mengetahui segera menarik tangan Yunita dan Yusril yang juga menyadari langsung sigap menahan tubuh Yunita dari belakang. ”100 meter lagi ada masjid, kita berhenti disana sekalian shalat Isya” ajak saya.

Sesampainya di masjid Yunita masih pingsan, saya Ahmad dan Yusril menurunkannya dari motor dan berusaha menyadarkannya.

Tak lama Yunita sadar dan kembali menangis ”Mbak e iseh melu mas, awakku abot batinku keroso. (mbaknya masih mengikuti mas, badanku berat dan batinku merasakannya),”

Kami semua bingung karena tak seorang pun dari kami faham masalah seperti ini. Kami hanya mengandalkan doa-doa yang kami bisa untuk menetralisir keadaan dan berharap agar keadaan lekas membaik

Usaha kami berhasil, setelah keadaan membaik kami semua shalat Isya berjamaah. Kami shalat di luar masjid karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 dan pintu masjid sudah terkunci. Saat itu saya yang menjadi imam shalat

Saat hendak mulai shalat, saya terkejut karena dari ekor mata saya sebelah kanan melihat ada perempuan berambut panjang.

Berpakaian putih berdiri di sebelah kanan kami (kira-kira 5 meter dari tempat kami shalat). Saya yang kurang yakin akhirnya sedikit menoleh ke arah kanan.

ternyata benar mata saya tidak salah dia berdiri disana dan dia hanya memperhatikan kami Jika saya deskripsikan perempuan itu.

Berambut panjang acak-acakan, mengenakan pakaian putih panjang sedikit lusuh dan wajahnya tertutup rambutnya yang panjang.

”Apa ini ? Lindungi kami semua Ya Allah” doaku dalam hati Tanpa memikirkan begitu lama saya mulai shalat Isya walaupun dalam hati saya sangat ketakutan. Selama shalat saya pejamkan mata agar saya tidak melihat perempuan itu

Selesai shalat saat saya salam dia sudah menghilang dari sana. Saya lihat Yunita sudah jauh membaik setelah shalat dan kami harus segera melanjutkan perjalanan pulang.

Saat bersiap-siap Yunita memberi tau jika perempuan yang mengikutinya tadi memperhatikan kita saat shalat.

Saat saya tanya dan memastikan apakah sosoknya sama dengan apa yang saya lihat ternyata memang sama.

Tapi syukurlah sekarang keadaan sudah berangsur membaik, saat perjalanan pulang tidak ada kejadian aneh lagi.

Saat di lampu merah sesekali kami bercanda agar mencairkan suasana. Mungkin kami memang diharuskan lekas keluar dari daerah sana.

karena setibanya kami di Kota Semarang semuanya sudah normal dan Yunita sudah pulih lagi

Selama di perjalanan saya tidak menceritakan dari apa yang saya lihat agar semuanya tetap tenang.

Kurang lebih jam 23.30 kami tiba di Semarang, kami sepakat mengantarkan Yunita ke kontrakannya bersama-sama.

Setiba dikontrakannya, wajah Yunita masih seperti orang linglung hanya saja ia sadar dan menjawab ketika diajak bicara.

Tak lama saya titipkan Yunita ke teman kontrakannya dan sedikit menceritakan peristiwa yang menimpanya

dengan tujuan agar tidak terkejut jika ternyata nanti Yunita kambuh lagi selama di kontrakan.

Hari berganti, saya sudah melihat Yunita di kampus lagi. Kami kembali kumpul lagi dan banyak menceritakan kejadian-kejadian menarik selama perjalanan kami.

Cerita ini dikutip dari akun twitter @wahyuariyantn_

Demikian cerita horror tentang sosok misterius perempuan berambut panjang dan pakaian putih yang mengganggu para pendaki setelah mereka pulang mendaki.***

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler