Kepala Divisi TJSL, Tjut Vina menyampaikan bahwa Bio Farma melihat adanya potensi
pertanian yaitu pemanfaatan pisang lokal yang tumbuh dan berkembang baik di Jatigede,
namun belum dikembangkan secara maksimal.
“Program ini difokuskan kepada cara pertanian terpadu melalui sistem multiple cropping sehingga komoditas pertanian di wilayah Jatigede meningkat secara produktivitas dan kualitas.
Baca Juga: Asli Bandung! KONTESTAN Indonesian Idol 2023 Ini Perlu Dukungan Masyarakat Karena Sepi Voting!
Permasalahannya adalah masyarakat di wilayah binaan belum mampu memaksimalkan potensi dari keberlimpahan komoditas tersebut.
Potensi hasil pisang yang dikelola oleh masyarakat Jatigede walaupun belum menerapkan teknologi budidaya yang standar atau sesuai GAP (Good Agriculture Practice) tetap memberikan hasil panen namun dengan kondisi kualitas yang sangat bervariasi.
Beragamnya hasil panen karena memang
masyarakat belum sepenuhnya sadar akan penerapan teknologi standar tersebut”. ujar Vina.
Bio Farma memiliki komitmen dalam pengembangan komoditi lokal masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat.
Saat ini ada 5 kultivar pisang unggul yang dapat dijadikan sumber bibit unggul yaitu kultivar pisang raja bulu, pisang dongdot, pisang roid, pisang kapas, dan pisang kapok.
Bio Farma bersama pemerintah setempat dan menggandeng expertise dari akademisi untuk
bersama – sama mengomptimalkan potensi kelompok tani desa Mekarasih Kecamatan
Jatigede Kabupaten Sumedang sehingga memiliki kemandirian dalam mengoptimalkan
sumber daya yang ada diwilayahnya.