Empowerment Masyarakat Terdampak Pembangunan Waduk Jatigede Bio Farma Kembangkan Budidaya Pisang

- 30 Januari 2023, 20:53 WIB
Budidaya pisanv oleh warga di sekitar Waduk Jatigede
Budidaya pisanv oleh warga di sekitar Waduk Jatigede /Istimewa/

 

BERITA KBB - Masyarakat Desa Mekarasih Kabupaten Sumedang Menerima Bibit Pohon Pisang yang merupakan Program TJSL Bio Farma.

Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi yang beranggotakan Kimia Farma dan Indofarma, senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat dan lingkungannya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Bio Farma mengembangkan program Empowerment melalui Program Budidaya Pisang sebagai salah satu program TJSL kepada masyarakat di desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang yang terkena dampak pembangunan waduk jatigede.

Baca Juga: Wagub Jabar Terkesima Saat Tinjau Aquarium Indonesia Pangandaran

Kehadiran TJSL Bio Farma di desa Mekarsari merupakan salah satu bentuk komitmen untuk berkonstribusi terhadap pengembangan ekonomi dan sosial lingkungan sekitarnya, baik itu masyarakat yang berada di lingkungan internal perusahaan, maupun masyarakat secara umum.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kearifan lokal dengan pemanfaatan potensi komoditi pisang lokal yang berkembang di Jatigede.

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menyampaikan bahwa pembudidayaan pisang mengadopsi sistem produksi vaksin yang ada di Bio Farma.

Baca Juga: Syarat, Lokasi, dan Jadwal SIM Keliling (Simling) Layanan SIM A dan C di Kota Bandung 30 Januari - 5 Februari

“Program budidaya pisang yang kami terapkan hampir sama dengan program Re-Grass yang diterapkan kepada Peternak Milenial binaan Bio Farma, yaitu mengadopsi sistem produksi vaksin, dimana ada master seed dan working seed. Master seed ini adalah pengumpulan bibit
terbaik sehingga menjadi media pembenihan bibit unggul, yang kemudian diperbanyak di
area working seed. Di area working seed itu yang nantinya akan dikembangakan menjadi
tanaman budidaya pisang bagi masyarakat” ujar Honesti.


Kepala Divisi TJSL, Tjut Vina menyampaikan bahwa Bio Farma melihat adanya potensi
pertanian yaitu pemanfaatan pisang lokal yang tumbuh dan berkembang baik di Jatigede,
namun belum dikembangkan secara maksimal.


“Program ini difokuskan kepada cara pertanian terpadu melalui sistem multiple cropping sehingga komoditas pertanian di wilayah Jatigede meningkat secara produktivitas dan kualitas.

Baca Juga: Asli Bandung! KONTESTAN Indonesian Idol 2023 Ini Perlu Dukungan Masyarakat Karena Sepi Voting!

Permasalahannya adalah masyarakat di wilayah binaan belum mampu memaksimalkan potensi dari keberlimpahan komoditas tersebut.

Potensi hasil pisang yang dikelola oleh masyarakat Jatigede walaupun belum menerapkan teknologi budidaya yang standar atau sesuai GAP (Good Agriculture Practice) tetap memberikan hasil panen namun dengan kondisi kualitas yang sangat bervariasi.

Beragamnya hasil panen karena memang
masyarakat belum sepenuhnya sadar akan penerapan teknologi standar tersebut”. ujar Vina.

Baca Juga: KOCAK Ronald Menyebut Istrinya 'Sipir Penjara' di Melukis Senja Episode 15 Hari Ini Senin, 30 Januari 2023


Bio Farma memiliki komitmen dalam pengembangan komoditi lokal masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat.

Saat ini ada 5 kultivar pisang unggul yang dapat dijadikan sumber bibit unggul yaitu kultivar pisang raja bulu, pisang dongdot, pisang roid, pisang kapas, dan pisang kapok.


Bio Farma bersama pemerintah setempat dan menggandeng expertise dari akademisi untuk
bersama – sama mengomptimalkan potensi kelompok tani desa Mekarasih Kecamatan
Jatigede Kabupaten Sumedang sehingga memiliki kemandirian dalam mengoptimalkan
sumber daya yang ada diwilayahnya.

Baca Juga: Ketum Koni Jabar Semangati Faji Jabar Tingkatkan Prestasi dan Pembinaan Atlet

Budidaya Pisang yang merupakan Tanaman plan by design dikembangkan agar memiliki nilai ekonomi.***

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x