BERITA KBB-Sabar menghadapi ujian perasaan merupakan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki.
Allah Tahu Kamu Lelah adalah judul dalam video yang diunggah di kanal Youtube Motivasi Islam Net itu.
Allah menyampaikan sebuah sindirian pada surat Al Ankabut ayat 2 yang menyebutkan tentang orang yang berputus asa setelah beriman.
Baca Juga: Terungkap, Ini Fakta Atas Adanya Dugaan Kejanggalan Dakwaan Jaksa Kepada Mantan Kades Cikole Lembang
Salah satu bukti seseorang ketika ia diuji, tidak akan goyah keimanannya sedikitpun.
Ustadz Hanan Attaki menyebutkan bahwa ujian dan keimanan itu tidak bisa dipisahkan.
Ujian sebenarnya adalah tabiat iman, Allah bisa menguji dengan hal yang kita tidak sukai atau sebaliknya.
Baca Juga: Resep Murah Meriah Ala Shireen Sungkar, Cocok Dimasak Saat Tanggal Tua
Baca Juga: PREDIKSI Skuad Timnas Indonesia Lawan Singapura di Semifinal Piala AFF 2020
Allah juga bisa menguji hambaNya dengan ujian yang bersifat fisik, harta maupun perasaan.
Salah satu ujian nyata yang diberikan oleh Allah adalah ketika diuji dengan kesabaran.
Lalu apa hubungannya antara keimanan seseorang dengan sabar? Hingga Allah menilai keimananan seseorang dengan cara mengujinya.
“Ciri yang paling jelas yang imannya baik adalah sabarnya. Makin baik imannya, maka makin kuat kesabarannya,” kata Ustadz Hanan Attaki sebagaimana dikutip oleh BERITA KBB dari Youtube Channel Motivasi Islam Net.
Baca Juga: PTUN Perkuat SK AHU atas Penetapan Gembong Primadjaja sebagai Ketua IA ITB
Ustadz Hanan Attaki menambahkan bahwa ujian yang paling berat yaitu zulzilu atau diguncang perasaannya.
Lalu, bagaimanakah cara kita untuk bersabar menghadapi ujian perasaan?
Dalam hidup, kita seringkali menjumpai berbagai macam ujian.
Salah satunya ujian perasaan dan ujian tersebut jauh lebih berat daripada ketika kita diuji secara fisik maupun materi.
Karena tidak disebut orang beriman oleh Allah kecuali dia bersabar dalam ujiannya.
Jika kita ingin melihat apakah tergolong seorang mukmin atau munafik, maka cobalah melihat ke diri sendiri
Apakah kita bisa bersabar dalam menghadapi ujian, terutama dalam ujian perasaan atau emosional.
Sesungguhnya derajat seoang mukmin tergantung pada tingkat kesabarannya.
Cara mengetahui kadar kesabaran seseorang adalah dengan memberi penilaian pada diri.
Seberapa kali kita berhasil dalam melewati ujian perasaan atau emosional.
Jangan pernah lelah dalam bersabar menghadapi berbagai macam ujian.
Jangan pernah berputus asa serumit apapun ujian yang diberikan, Allah pasti memberikan jalan keluar.
Karena Allah tidak akan menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Hanan Attaki menyampaikan bahwa Umar pernah berkata:
“Wahai jiwaku, kalau kamu merasa kesempitan, kegalauan, bingung, sakit, jangan pernah kamu berkata ‘Ya Rabb, aku punya masalah besar"
"Tapi, katakanlah, ‘wahai masalah, aku punya Rabb yang Maha Besar’.”***