Hikmah dan Keutamaan Puasa Syaban, antara Sunnah dan Haram, Simak Penjelasan Selengkapnya!

- 23 Februari 2023, 12:52 WIB
Hikmah dan Keutamaan Puasa Syaban, antara Sunnah dan Haram, Simak Penjelasan Selengkapnya!
Hikmah dan Keutamaan Puasa Syaban, antara Sunnah dan Haram, Simak Penjelasan Selengkapnya! /pixabay/mohamed_hassan/
 
 
Berita KBB- Syaban adalah bulan ke-8 dalam kalender Hijriah bertepatan setelah Rajab dan sebelum Ramadan. 
 
Bagi umat Islam, bulan Syaban memiliki banyak keistimewaan. Di antara amalan yang dianjurkan adalah berpuasa.
 
Selain menambah pahala, puasa Syaban dianjurkan bagi setiap muslim dalam rangka melatih diri untuk menyongsong Ramadan.
 
 
Awal bulan Syaban 1444 H terhitung mulai Rabu, 22 Februari 2023 berdasarkan kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
 
Artinya, amalan puasa Syaban sudah bisa dilakukan oleh setiap muslim yang ingin memanfaatkan bulan penuh berkah ini.
 
Hukum Puasa Syaban
 
Dilansir dari Nu Online pada Kamis, 24 Februari 2023 bahwa berdasarkan hadits-hadits shahih Nabi Muhammad, hukum puasa Syaban adalah sunnah.
 
Berikut adalah dua hadits Nabi Muhammad yang menerangkan tentang anjuran berpuasa di bulan Syaban:
 
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)   
 
Artinya: "Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berbuka, beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berpuasa, aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syaban," (Muttafaqun 'Alaih, sedangkan redaksinya adalah riwayat Muslim).
 
 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ... كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم)  
 
Artinya: "Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, ia berkata: ...Rasulullah saw sering berpuasa Syaban seluruhnya. Beliau sering berpuasa Syaban kecuali sedikit saja," (HR Muslim).
 
Dalam Kutab Al-Majmu' Syarh al-Muhaddzab, Imam an-Nawawi mengatakan bahwa para ulama menjelaskan redaksi "Beliau sering berpuasa Syaban kecuali sedikit saja", adalah sebagai penjelas bagi redaksi sebelumnya yaitu "Rasulullah saw sering berpuasa Syaban seluruhnya".
 
Pada redaksi kedua tersebut menurut Imam an-Nawawi  bahwa maksud Rasulullah saw sering berpuasa Syaban seluruhnya itu adalah berpuasa sebagian besarnya. (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarh al-Muhaddzab, juz VI, hal. 386).
 
Perlu diketahui juga oleh setiap muslim bahwa terdapat hadis yang mengharamkan berpuasa di bulan Syaban, yaitu:
 
  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا. (رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ)  
 
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasulullah saw bersabda: Ketika Syaban sudah memasuki separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa", (HR Imam Kima: Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).
 
Maksud dari hadis di atas yaitu hukum puasa Syaban akan menjadi haram apabila seorang muslim memulai puasa pada tanggal 16. Sehingga, puasa lebih baik dilakukan di antara tanggal 1 sampai 15 Syaban.
 
Ketentuan Puasa Syaban
 
As-Sayyid al-Bakri memaparkan permasalahan haramnya puasa Syaban di atas dengan tiga pengecualian, yaitu sebagai berikut:
 
1. Puasa Syaban tidak diharamkan jika disambung dengan puasa pada hari-hari sebelumnya. Misal orang berpuasa pada tanggal 15 Syaban, kemudian terus berpuasa pada hari-hari berikutnya.
 
2. Didasarkan pada kebiasaan puasanya, misalnya orang biasa berpuasa Senin Kami atau puasa Dawud. Meski telah lewat separuh bulan Syaban, puasa tersebut tidak diharamkan.
 
3. Puasa nazar atau puasa qadha. Meski puasa qadha adalah bagian puasa sunnah, maka tidak diharamkan. (lihat Zainuddin bin Abdil Aziz al-Malibari, Fathul Mu’în pada I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, h. 273-274).   
 
Setelah menimbang ketentuan-ketentuan hukum tersebut, maka puasa Syaban dapat dilakukan satu, dua atau tiga hari dan seterusnya sampai satu bulan penuh.
 
 
Sementara Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan bahwa  maksud Rasulullah saw tidak berpuasa satu bulan penuh itu supaya tidak disalahpahami dengan hukum wajib. (lihat Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Fatâwal Kubr al-Fiqhiyyah, [Beirut, Dârul Fikr] juz II, h. 82).   
 
Hikmah Puasa Syaban
 
Meski puasa Syaban termasuk puasa sunnah, jika seorang muslim memperbanyak puasa mengandung banyak hikmah.
 
Ini menjadi catatan karena Syaban terjepit di antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan kerap kali dilalaikan manusia.
 
Sehingga, puasa di bulan Syaban disunnahkan agar umat muslim dapat memanfaatkan hikmah dan keutamaan bulan Syaban.
 
Berdasarkan hadis Rasulullah saw,  bulan Syaban juga merupakan bulan laporan tahunan mengenai catatan amal manusia kepada Allah.
 
Itulah sebabnya puasa Syaban sangat dianjurkan dan disunnahkan agar saat laporan tahunan tersebut orang berada dalam keadaan berpuasa.
 
Berikut adalah hadits Rasulullah yang menerangkan hal di atas: 
 
 عن أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ. قَالَ: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ. (رواه النسائي وأبو داود وابن خزيمة. صحيح) 
 
Artinya: "Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra: Aku berkata; Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat anda berpuasa satu bulan dari berbagai bulan sebagaimana puasa anda dari bulan Syaban. Rasulullah menjawab; Syaban itu bulan yang dilupakan manusia di antara Rajab dan Ramadhan. Syaban adalah bulan yang di dalamnya amal-amal dilaporkan kepada Tuhan semesta alam, maka aku senang amalku dilaporkan sementara aku sedang berada dalam kondisi berpuasa," (HR An-Nasa'i, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah, Shahih).
 
Keutamaan Puasa Syaban
 
Salah satu keutamaan berpuasa di bulan Syaban yaitu mendapatkan syafaat Rasulullah saw pada hari kiamat nanti.
 
Syeikh Nawawi Al-Bantani menjelaskan:
 
وَالثَّانِي عَشَرَ صَوْمُ شَعْبَانَ، لِحُبِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَهُ. فَمَنْ صَامَهُ نَالَ شَفَاعَتَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  
 
Artinya: "Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Syaban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karena siapa saja yang berpuasa pada bulan tersebut, maka ia akan mendapat syafaat beliau di hari kiamat nanti", (Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, [Bairut, Dârul Fikr], h. 197).***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x