Rasakan Sensasi Nongkrong di Roemah Kentang Bandung

- 16 Februari 2024, 11:38 WIB
Salah satu menu di Roemah Kentang Bandung
Salah satu menu di Roemah Kentang Bandung /istimewa/

BERITA KBB - Bagi sebagian besar masyarakat Kota Bandung pasti sudah tidak asing lagi dengan sebuah bangunan Belanda terbengkalai yang terkenal dengan kisah mistisnya, yang dikenal dengan nama Rumah Kentang.

Terletak di Jalan Banda, tepatnya berada di persimpangan Jalan Banda dan Jalan Aceh. Kini bangunan terbengkalai yang sudah berdiri sejak tahun 1908 itu telah bersolek menjadi restoran yang nyaman dan jauh dari kesan mistis dengan nama Roemah Kentang 1908.

“Disebut Roemah Kentang, karena dulu sempat viral bau kentang. Orang kalau lewat depan sini katanya sering mencium aroma kentang. Padahal banyak yang tidak tahu kalau bau kentang itu berasal dari tumbuhan yang kalau malam hari kena angin dan bergesekan akan menimbulkan bau seperti aroma kentang,” jelas Marketing Communication Roemah Kentang, Arni Puspitasari.

Baca Juga: Food Park Gunung Mas, Spot Kuliner Baru di Gunung Mas

Meski telah direnovasi sedemikian rupa, kesan heritage pada bangunan ini tetap terjaga. Ornamen Belanda yang khas pun tetap dipertahankan. Hal itu terlihat dari jendela-jendela besar dan pilar tinggi dengan tembok batu ala rumah zaman dulu yang tampak masih kokoh.

Pada sudut ruangan pun dipajang sebuah piano tua hingga televisi zaman Belanda yang masih disimpan rapi.

Pada bagian tengah ruangan diberikan sedikit nuansa modern dengan gambar-gambar mural yang berwarna-warni, beberapa lantainya turut dipercantik dengan memakai ubin dengan motif dan warna, memberikan kesan fresh dan jauh dari suasana horor.

Baca Juga: Tahu Bungkeng Dari Sumedang, Identitas Kuliner Kota Yang Masyhur Hingga Sekarang

Roemah Ketang 1908 menyediakan berbagai fasilitas, seperti wifi gratis, bar, parkiran yang luas,toilet, musola, meeting room dan VIP room.

“Di sini ada salah satu meeting room bernama Megantaria room. Diberi nama Mengantaria karena ruangan itu dulunya bekas kamar seorang noni Belanda bernama Megantaria. Kami sama sekali tidak mengubah posisi ruangan tersebut. Akhirnya kita jadikan itu sebagai meeting room,” terang Arni

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x