BERITA KBB- Kenaikan harga daging sapi menjadi beban bagi warga di tengah kelangkaan minyak goreng.
Menurut salah seorang penjual daging di salah satu pasar di Soreang, Dadan, menerangkan bahwa harga daging sapi sekarang sudah melebihi harga daging sapi saat lebaran tahun kemarin.
Kenaikan ini jelas menjadi beban bagi warga baik itu pedagang dan pembeli.
Baca Juga: Profil Paman Presiden Jokowi, Miyono, Sosok Berpengaruh Dalam Karir Jokowi
"Sekarang sudah lebih dari harga lebaran kemarin, makanya sekarang pedagang dan pembeli sudah banyak yang ngeluh," kata Dadan
Harga daging sapi di pasar tradisional sebelumnya Rp. 120.000/kilogram, sekarang mencapai Rp. 130.000/kilogram, bahkan beberapa pasar menjual hingga Rp.145.000/kilogram.
Menurut Dadan salah seorang penjual daging sapi, hal ini bisa saja terjadi hingga menjelang lebaran pada bulan April hingga Mei 2022 nanti.
Baca Juga: Paris Pernandes Kalahkan Jekson Karmela, Salam Dari Binjai Kini Jadi Juara Dari Binjai
"Bahkan mungkin bisa jadi sampai lebaran naik terus, ini juga kan biasanya kalau naik dua hari mau munggah naik tapi turun lagi, dan naik lagi pas sebelum lebaran, ini mah jauh dari puasa udah naik," jelasnya.
Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan kenaikan harga daging sapi di pasar.
"Pertama karena kenaikan biaya logistik penyimpanan daging sapi beku," ucap Amin
Baca Juga: 5 Tanda-Tanda Anda Mengalami Kerusakan Fungsi Hati, Salah Satunya Penurunan Berat Badan
Dia mengatakan, menurunnya permintaan daging selama pandemi Covid-19 berdampak pada menumpuknya stok daging impor atau daging beku, terutama daging khusus, sehingga membutuhkan gudang penyimpanan (cold storage) dalam jumlah banyak.
"Diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial dan juga merosotnya daya beli masyarakat menyebabkan penurunan permintaan daging sapi," ucap politikus PKS itu
Merujuk pada penjelasan Asosiasi Importir Daging, Amin menyebut, perubahan sistem integrasi seluruh layanan bea cukai ikut menaikkan biaya logistik penyimpanan karena proses di bea cukai menjadi lebih lama, dari yang biasanya hanya 2 hari sampai 3 hari menjadi 12 hari.
Hal tersebut, membuat biaya penyimpanan ikut terkerek dari sekitar Rp12 juta, melonjak hingga menembus Rp100 juta.
Faktor kedua, Amin melihat adanya kenaikan harga daging sapi di pasar internasional karena terganggunya sistem produksi global selama pandemi.
"Akibatnya harga daging sapi impor pun mengalami kenaikan," ujarnya.***