Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi: Mengenang Perjuangan Pemuda Indonesia

27 September 2023, 13:40 WIB
Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi: Mengenang Perjuangan Pemuda Indonesia /

 

 

BERITA KBB - Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi (Postel) adalah peringatan sejarah pengambilalihan Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) di Bandung dari tangan penjajah Jepang oleh pemuda Indonesia pada 27 September 1945. Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan dan upaya mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan sebulan sebelumnya.

Latar Belakang

Pada akhir Perang Dunia II, Jepang mengalami kekalahan dari Sekutu dan menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945. Namun, Jepang masih memegang kendali atas sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk fasilitas komunikasi seperti pos, telegraf, dan telepon. Fasilitas ini sangat penting bagi Indonesia untuk menyebarkan informasi tentang kemerdekaan dan menggalang dukungan dari rakyat.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Dioyak Cinta Nona Takoyaki, Rizky Alatas dan Adzana Bing Slamet, Tayang 14:30 WIB

Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Namun, berita ini tidak sampai ke seluruh pelosok negeri karena keterbatasan sarana komunikasi. Selain itu, Jepang juga berusaha menghalangi penyebaran informasi tersebut dengan menghancurkan atau menyita alat-alat komunikasi yang ada.

 

Untuk mengatasi masalah ini, para pemuda Indonesia yang bekerja di bidang pos, telegraf, dan telepon membentuk organisasi bernama Angkatan Muda Pos Telegraf dan Telepon (AMPTT). Organisasi ini bertujuan untuk merebut fasilitas komunikasi dari Jepang dan menyerahkannya kepada pemerintah Indonesia. Salah satu target utama AMPTT adalah Kantor Pusat Jawatan PTT di Bandung, yang merupakan pusat pengendali komunikasi di Jawa Barat.

 

Perebutan Kantor Pusat Jawatan PTT

Pada awal September 1945, AMPTT yang dipimpin oleh Soetoko mulai merencanakan aksi perebutan Kantor Pusat Jawatan PTT. Mereka berusaha melobi pihak Jepang agar menyerahkan fasilitas tersebut secara damai kepada pemerintah Indonesia. Namun, Jepang menolak dengan alasan bahwa penyerahan harus dilakukan oleh Sekutu sebagai pemenang perang.

 

Setelah tiga kali perundingan gagal, AMPTT memutuskan untuk menggunakan cara kekerasan. Mereka mengumpulkan senjata tajam, kendaraan bermotor, senjata api, dan bantuan dari rakyat sekitar. Mereka juga meruntuhkan tanggul yang mengelilingi kantor untuk memudahkan serangan.

 

Pada 27 September 1945, sekitar pukul 10.00 WIB, AMPTT bersama rakyat menyerbu Kantor Pusat Jawatan PTT dari empat arah. Mereka berhasil mengalahkan pasukan Jepang yang berjumlah sekitar 200 orang dan mengibarkan bendera Merah Putih di atas gedung. Mereka juga menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai tanda kemenangan.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Lurah Cantik Rebutan, Fita Anggriani dan Dimas Aditya, Tayang 23:00 SCTV Primetime

Setelah berhasil merebut kantor tersebut, AMPTT menunjuk Mas Soeharto sebagai Kepala Jawatan PTT dan R. Dijar sebagai Wakilnya. Mereka juga segera menghubungi Jakarta untuk melaporkan peristiwa tersebut dan mendapatkan pengakuan dari pemerintah Indonesia.

 

Dampak

Perebutan Kantor Pusat Jawatan PTT oleh AMPTT memiliki dampak yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan menguasai fasilitas komunikasi tersebut, Indonesia dapat menyebarkan informasi tentang kemerdekaan dan situasi terkini kepada seluruh daerah. Hal ini dapat meningkatkan semangat juang rakyat dan mempersatukan mereka dalam menghadapi ancaman dari penjajah.

 

Selain itu, perebutan Kantor Pusat Jawatan PTT juga menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memiliki peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Mereka berani mengambil risiko dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Mereka juga memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengatasi berbagai tantangan.

 

Cara Memperingati

Untuk mengenang perjuangan AMPTT dan pemuda Indonesia lainnya, pemerintah menetapkan tanggal 27 September sebagai Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi. Peringatan ini dimaksudkan untuk menghargai jasa-jasa mereka yang telah berkontribusi dalam bidang komunikasi dan informasi di Indonesia.

 

Peringatan Hari Bakti Postel juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pos dan telekomunikasi harus mampu beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, pos dan telekomunikasi juga harus menjadi sarana untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.***

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler