Gempa Bumi di Afghanistan: Apakah Negara yang Disanksi Internasional Akan Mendapat Bantuan Kemanusiaan?

9 Oktober 2023, 12:11 WIB
Pemandangan rumah-rumah yang rusak akibat gempa di Provinsi Herat, Afghanistan, pada tanggal 8 Oktober 2023. /REUTERS/Stringer/

 

 

BERITA KBB - Afghanistan baru saja mengalami gempa bumi bermagnitudo 6,3 yang menewaskan lebih dari 2.400 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang lainnya pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Gempa tersebut merupakan salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda negara tersebut dalam dua dekade terakhir. Selain korban jiwa, gempa bumi juga merusak atau menghancurkan lebih dari 1.300 rumah, serta infrastruktur dan fasilitas publik lainnya.

Gempa bumi ini menambah penderitaan rakyat Afghanistan yang sudah menghadapi krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata, kemiskinan, kelaparan, dan pandemi Covid-19. Menurut PBB, sekitar 18 juta orang di Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak, atau setara dengan setengah dari populasi negara itu.

Namun, situasi politik di Afghanistan juga menjadi hambatan bagi upaya bantuan kemanusiaan. Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, banyak negara dan organisasi internasional yang menarik atau mengurangi dukungan mereka kepada Afghanistan. Beberapa negara bahkan memberlakukan sanksi ekonomi dan politik terhadap rezim Taliban, yang dianggap sebagai kelompok teroris dan pelanggar hak asasi manusia.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Kecolok Cinta Tukang Cilok, Nadya Arina dan Hardi Fadhillah, Tayang 23:00 WIB

Apakah hal ini berarti bahwa Afghanistan tidak akan mendapat bantuan internasional untuk mengatasi dampak gempa bumi? Tidak sepenuhnya. Meskipun ada ketegangan dan kecurigaan antara Taliban dan komunitas internasional, masih ada beberapa negara dan lembaga yang bersedia memberikan bantuan kemanusiaan kepada Afghanistan.

 

Salah satunya adalah PBB, yang telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan bantuan darurat senilai 20 juta dolar AS untuk membantu korban gempa bumi di Afghanistan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa PBB akan terus bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan dan mitra kemanusiaan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh rakyat Afghanistan.

 

Selain itu, beberapa negara tetangga Afghanistan juga menawarkan bantuan kepada negara yang dilanda gempa bumi itu. Iran, misalnya, telah mengirimkan tim penyelamat, tenda, selimut, makanan, dan obat-obatan ke wilayah perbatasan dengan Afghanistan. Pakistan juga telah mengirimkan pesawat kargo dengan muatan bantuan kemanusiaan ke bandara Herat. Turki dan Qatar juga telah menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan bantuan kepada Afghanistan.

 

Namun, tidak semua negara bersikap simpatik terhadap Afghanistan. Beberapa negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, masih belum memberikan sinyal positif untuk membantu Afghanistan. Mereka masih menuntut agar Taliban memenuhi sejumlah syarat, seperti membentuk pemerintahan inklusif, menghormati hak asasi manusia, dan memerangi terorisme.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Rujak Woman Kayak Gini Patut Meresahkan, Adinda Azani dan Fauzan Nasrul, 08:00 WIB

Hal ini menimbulkan kritik dari beberapa pihak, yang menilai bahwa negara-negara Barat tidak boleh mencampuradukkan masalah politik dengan masalah kemanusiaan. Mereka berpendapat bahwa rakyat Afghanistan tidak boleh menjadi korban dari perselisihan antara Taliban dan negara-negara Barat. Mereka juga mengingatkan bahwa bantuan kemanusiaan adalah kewajiban moral dan hukum bagi semua negara.

 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gempa bumi di Afghanistan telah menunjukkan sikap berbeda dari komunitas internasional terhadap negara tersebut. Di satu sisi, ada negara-negara dan organisasi-organisasi yang bersedia memberikan bantuan kemanusiaan tanpa syarat kepada Afghanistan. Di sisi lain, ada juga negara-negara yang masih enggan atau ragu-ragu untuk membantu Afghanistan karena alasan politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada Afghanistan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak rakyatnya, atau apakah Afghanistan akan tetap terisolasi dan menderita akibat sanksi internasional?***

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler