Harga Semen Naik Imbas dari Ketegangan Geopolitik di Eropa

- 26 Maret 2022, 09:31 WIB
ilustrasi Pekerja Konstruksi yang sedang mengambil akukan semen/Pixabay/ Bridgesward
ilustrasi Pekerja Konstruksi yang sedang mengambil akukan semen/Pixabay/ Bridgesward /



BERITA KBB
 - Harga semen naik akibat imbas dari ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa seing Invasi Rusia Ke Ukraina terus terjadi.

Naiknya harga semen ini sebagaimana dalam konpersi pers Direktur Utama (Dirut) Indocement, Christian Kartawijaya secara daring pada Jumat, 25 Maret 2022.

Ia menerangkan bahwa ketegangan geopolitik ini telah membuat lonjakan harga batu bara dan minyak, sehingga berdampak pada kenaikan bahan bangunan ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari ini Sabtu, 26 Maret 2022, Bukan Hari Keberutungan


"Sebagai akibatnya, kami harus menaikkan harga jual semen kami, baik kantong maupun curah di pertengahan bulan Maret 2022 sebagai usaha untuk meneruskan sebagian beban kenaikan biaya energi dan minyak tersebut," kata Christian Kartawijaya.

Seperti yang diketahui bahwa Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia.

Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti).

Kemudian mereka juag memproduksi beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang.

Baca Juga: KA Cikuray Rute Garut - Pasar Senen Telah Evektif Beroprasi

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa, yakni perang antara Rusia dan Ukraina, telah membuat naiknya harga batu bara dan minyak.

Akibatnya perseroan harus menaikkan harga jual semen sebagai usaha untuk meneruskan sebagian beban kenaikan biaya energi dan minyak tersebut.

Christian menambahkan kenaikan juga terjadi pada harga kertas dan bahan baku lainnya karena efek tekanan inflasikondisi saat ini.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Hati Ternyata Biasa Saja, Buya Yahya: Berarti Bukan Orang Yang Beruntung

Namun demikian, kata dia, Indocement tetap optimistis untuk tetap bisa bersaing dalam pasar semen domestik.

Di mana seperti yang di ketahui sektor tersebut diperkirakan masih tumbuh sekitar lima persen.

Kemudian Kondisi itu didukung terutama dari pertumbuhan semen curah pada kelanjutan proyek-proyek infrastruktur.

Ditambah katalis positif pembangunan ibu kota negara baru (IKN) serta pemulihan proyek-proyek komersial dari para pengembang.

Namun, untuk menekan biaya, perseroan telah meningkatkan tingkat konsumsi bahan bakar
alternatif dari 9,3 persen pada tahun 2020 menjadi 12,2 persen pada tahun 2021.

"Itu termasuk peningkatan penggunaan batu bara low calorific value (LCV) dari 80 persen menjadi 88 persen," demikian Christian Kartawijaya.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x