BNPB Perkuat Literasi Kebencanaan Melalui Seni dan Budaya di Bukittinggi

- 16 Mei 2022, 22:08 WIB
Melodi dari jemari sang musikus yang menari-nari diatas tuts akordeon serasa melengkapi nuansa dan memecah riuh akhir pekan di Alun-Alun Jam Gadang. Sabtu malam, 14 Mei 2022
Melodi dari jemari sang musikus yang menari-nari diatas tuts akordeon serasa melengkapi nuansa dan memecah riuh akhir pekan di Alun-Alun Jam Gadang. Sabtu malam, 14 Mei 2022 /BNPB/

“Bencana bisa dikurangi apabila kita kuat dalam aspek pencegahan. Karena kalau sudah tanggap darurat mengatasinya itu tidak mudah,” ujar Suharyanto.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah melalui sebuah pantun, mengucapkan rasa terima kasih kepada BNPB atas kepedulian terhadap masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Bukittinggi dan sekitarnya.

Melalui bait pantun itu, Mahyeldi mengungkaplan bahwa penyampaian literasi kebencanaan melalui kearifan lokal dan budaya adat setempat menjadi inspirasi seluruh pihak. Dia berharap semoga hal itu kemudian dapat ditularkan kepada daerah lain di Sumatera Barat sehingga dapat terbebas dari bencana.

Baca Juga: BNPB Monitor Pascagempa M6,1 Guncang Sejumlah Wilayah Sumatra Barat

“BNPB punya acara pagelaran budaya sadar bencana”
"Ramai yang datang menyaksikannya”
"Semoga sumbar tebebas dari segala bencana”
"Dengan pencerdasan melalui budaya,” ungkap Mahyeldi.

Setali tiga uang dengan Mahyeldi, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar juga berterima kasih kepada BNPB yang telah memfasilitasi pagelaran Budaya Sadar Bencana di Alun-Alun Jam Gadang. Erman mengakui bahwa literasi kebencanaan masih memang belum banyak diajarkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Wali Kota termuda se-Tanah Air itu berharap ke depannya literasi kebencanaan dapat masuk pada kurikulum pendidikan formal sejak dini, sehingga masyarakat lebih mengenal jenis-jenis bencana dan bagaimana memitigasinya.

Baca Juga: Kepala BNPB Ingatkan Pentingnya Memakai Masker pada Masyarakat Cimahi

“Terima kasih kepada BNPB yang telah memfasilitasi terselenggaranya Budaya Sada Bencana di Kota Bukittinggi,” ungkap Erman.

“Kami menyadari masih ada yang belum paham tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana. “Kami minta dimuatkan dalam kurikulum tambahan, disisipkan dalam sesi pelajaran di Kota Bukittinggi, bagaimana anak-anak ini menjadi sadar bencana dan menjadi mentor ketika terjadi bencana,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah