BNPB Perkuat Literasi Kebencanaan Melalui Seni dan Budaya di Bukittinggi

- 16 Mei 2022, 22:08 WIB
Melodi dari jemari sang musikus yang menari-nari diatas tuts akordeon serasa melengkapi nuansa dan memecah riuh akhir pekan di Alun-Alun Jam Gadang. Sabtu malam, 14 Mei 2022
Melodi dari jemari sang musikus yang menari-nari diatas tuts akordeon serasa melengkapi nuansa dan memecah riuh akhir pekan di Alun-Alun Jam Gadang. Sabtu malam, 14 Mei 2022 /BNPB/

BERITA KBB - Suara gandang tansa ditabuh-tabuh, disusul irama talempong dan diselingi alunan saluang menyelinap di antara manusia-manusia yang berjejer bederet mesra dalam naungan badar.

Sementara itu, melodi dari jemari sang musikus yang menari-nari diatas tuts akordeon serasa melengkapi nuansa dan memecah riuh akhir pekan di Alun-Alun Jam Gadang. Sabtu malam, 14 Mei 2022 , cuaca Bukittinggi sedang cerah-cerahnya. Di antara gempita keramaian itu, sang purnama mengintip dari peraduan.

Dari balik layar, belasan pasang kaki penari menghentak tanah mengikuti tabuhan yang disenandungkan. Para penari itu memulai aksi dengan memainkan kain putih yang menjelma bagai zirah yang diayunkan membentuk gelombang.

Baca Juga: Masuk Libur Panjang, BNPB Distribusikan 53 Ribu Masker

Memang, itu adalah simbol gempabumi yang sedang menghentak tanah mengguncang permukiman penduduk di sebuah nagari di Bumi Minangkabau. Kain putih juga diisyaratkan dengan kesedihan atas bencana yang menimpa.

Memasuki bagian ke dua, kain putih yang merefleksikan gelombang gempabumi dan kesedihan berganti dengan permainan payung kertas yang diputar-putar, disatu-padukan membentuk setengah lingkaran sebagai makna perlindungan.

Pada bagian itu, para penari ingin menunjukkan bahwa dalam penanggulangan bencana harus ada kekuatan gotong-royong dari seluruh pihak untuk saling menjaga, melengkapi dan melindungi.

Baca Juga: Sambut MotoGP Mandalika, BNPB Dukung Percepatan Vaksinasi Masyarakat Lombok

Tarian berjudul Tari Anak Nagari dipentaskan sebagai simbol kebangkitan anak cucu Minangkabau dari peristiwa gempabumi dahsyat, seperti yang pernah terjadi pada 2009 silam.

Anak Nagari selalu memegang teguh tatanan adat sehingga sekeras apapun musibah yang menempa, kesedihan tak dirasakan berlarut-larut dan semangat optimisme membuncah dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x