Ombudsman RI Menduga Kemenkes Melakukan Malaadministrasi Gagal Ginjal Akut, Mengapa?

- 27 Oktober 2022, 14:36 WIB
Ombudsman
Ombudsman /Tangkap layar/ombudsman/
 
 
BERITA KBB - Ombudsman RI menilai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga melakukan malaadministrasi terkait masifnya penyakit gagal ginjal akut misterius.
 
Salah satunya karena tidak adanya data pokok sebaran penyakit atau epidemiologi yang berakibat banyaknya kasus kematian anak karena gagal ginjal tersebut.
 
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, meminta agar seluruh pihak menggunakan energi untuk hal yang positif.
 
 
"Kalau kita bilang, kalau terjadi sesuatu, ayo kita pakai energi untuk hal-hal yang positif sebagaimana kita bisa mengatasi masalah itu," ujarnya di Cakung, Jakarta Timur, 26 Oktober 2022.
 
Budi menegaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah Kementerian Kesehatan memastikan anak yang terkena gagal ginjal akut misterius tersebut sembuh.
 
"Saya di Kemenkes yang penting adalah kita bisa jaga, obat - obat yang memang beracun jangan sampai dikonsumsi dan memastikan anak - anak sembuh," ujar Menkes.
 
Sebelumnya, Ombudsman RI menilai dua lembaga yakni Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diduga melakukan malaadministrasi dalam masifnya penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).
 
 
"Sebagai kesimpulan awal, kami menduga ada dugaan potensi malaadministrasi di kedua institusi ini, Kemenkes dan BPOM," ungkap Anggota Ombudsman, Robert Na Endi Jaweng ketika memberikan keterangan pers secara virtual pada Selasa, 25 Oktober 2022.
 
Berdasarkan data yang dilaporkan Kemenkes ke publik, rupanya sudah ada laporan kasus GGAPA sejak Januari 2022 lalu. Saat itu, baru berjumlah dua pasien anak.
 
Sedangkan, per Senin, 24 Oktober 2022 lalu sudah ada 245 pasien anak yang mengidap GGAPA. Sebanyak 141 pasien anak di antaranya meninggal dunia. Mayoritas merupakan pasien di bawah usia 5 tahun.
 
"Tetapi, angka ini patut kami pertanyakan, apakah pada Januari benar baru terjadi dua kasus. Februari nol kasus dan sebagainya. Karena angka ini bukan diperoleh di bulan tersebut, melainkan pada Agustus atau September," ujarnya.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x