Jelang Libur Nataru, Pemerintah Pastikan Stok Pasokan Bahan Pangan Hingga BBM Aman!

- 21 Desember 2022, 08:29 WIB
Ilustrasi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Ilustrasi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. /PIxabay.com/luisqb/5images/
 
 
BERITA KBB - Pemerintah terus mematangkan persiapan pada berbagai aspek terkait pergerakan orang saat libur Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), salah satunya ketersediaan bahan pangan dan BBM.
 
Untuk mematangkan persiapan, pemerintah melakukan rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin 19 Desember 2022.
 
"Arahan dari Presiden, perlunya memberi perhatian khusus kepada para pemudik Nataru, kesiapan dari pasokan dan ketersediaan dari bahan pangan yang diperlukan selama Nataru, kemudian ketersediaan dan kelancaran pasokan bahan bakar minyak," ujar Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
 
 
Terkait keamanan, Menko PMK menekankan pengamanan dalam kegiatan peribadatan harus terjamin sehingga kegiatan peribadatan berjalan dengan baik dan tertib.
 
Muhadjir menjelaskan, pergerakan masyarakat pada masa Nataru diprediksi hingga mencapai 44,17 juta orang, atau sekitar 16,35 persen penduduk Indonesia akan memanfaatkan libur Nataru.
 
Angka tersebut lebih tinggi dibanding Nataru 2021 yang hanya 13 persen, tetapi lebih rendah dibanding Nataru 2019, di mana sebanyak 55 persen penduduk Indonesia melakukan mudik saat Nataru.
 
Dijelaskan lebih lanjut, puncak arus mudik libur Natal dan perayaan tahun baru diperkirakan akan terjadi menjelang akhir Desember.
 
"Puncak arus mudik pada libur Nataru tahun ini diperkirakan akan terjadi pada tanggal 23 sampai 24 Desember nanti serta untuk perayaan tahun baru puncaknya akan terjadi pada tanggal 30 sampai 31 Desember 2022," sebutnya.
 
Dalam kesempatannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Itu dilakukan untuk mencegah kemacetan imbas peningkatan mobilitas masyarakat melalui kebijakan ganjil genap, contraflow hingga one way yang akan diberlakukan jika terjadi kepadatan arus lalu lintas.
 
 
"Kita tentunya sudah menyiapkan formula khusus kapan kita melaksanakan jalur ini kita lakukan normal. Artinya ganjil genap boleh berjalan, kapan kita gunakan contraflow, dan kapan kita lakukan one way," ujarnya.
 
Rekayasa lalu lintas baik contraflow dan one way akan diberlakukan jika jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan melebihi angka 5 ribu kendaraan per jam.
 
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan, moda transportasi utama yang digunakan selama Nataru adalah mobil pribadi 28,26 persen, disusul sepeda motor 16,47 persen.
 
Selanjutnya kereta api antar kota 13,42 persen, bus 11,9 persen, pesawat 11,02 persen, mobil sewa 5,47 persen, mobil travel 4,55 persen, kapal penyeberangan 4,49 persen, kapal laut 2,04 persen.
 
Kemudian kereta perkotaan (KRL/MRT/LRT) 1,08 persen, mobil angkutan sewa khusus (taksi online) 0,6 persen, angkutan lainnya 0,33 persen, sepeda 0,21 persen, taksi reguler 0,17 persen.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x