Romo Magnis Suseno: Bharada E Alami Dilema Moral Saat Diperintah Sambo Untuk Menembak Yosua

- 26 Desember 2022, 18:59 WIB
Romo Magnis Suseno: Bharada E Alami Dilema Moral Saat Diperintah Sambo Untuk Menembak Yosua
Romo Magnis Suseno: Bharada E Alami Dilema Moral Saat Diperintah Sambo Untuk Menembak Yosua /Tangkapan layar Youtube Laris Manis/edit Teras Gorontalo/
 
 
BERITA KBB - Guru Besar Filsafat Moral, Romo Magnis Suseno, mengatakan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E mengalami dilema moral saat diperintah Ferdy Sambo untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
 
Di satu sisi, perintah tersebut dinilai menyalahi etika dan moral, tetapi di sisi lain ada budaya ‘siap melaksanakan’ perintah atasan, dalam hal ini seorang Bharada E diperintah eks Kadiv Propam Polri saat itu.
 
Hal ini disampaikan Romo saat menjadi saksi ahli yang dihadirkan tim penasihat hukum Bharada E di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Senin 26 Desember 2022.
 
 
Romo menjelaskan, dilema moral itu akan ditentukan dari kesadaran Bharada E saat itu.
 
“Misalnya tergantung dari suara hati, suara hati mengatakan apa pada saat itu, bisa saja dia bingung karena berhadapan dengan dua norma, yang satu mengatakan menembak mati orang yang sudah tidak berdaya tidak bisa dibenarkan, titik. Yang kedua dia diberi perintah oleh orang yang berhak memberi perintah yang wajib ditaati supaya melakukannya, lalu dia harus mengikuti yang mana,” ujar Romo.
 
Secara etika normatif, Bharada E harus menolak perintah menembak Yosua. Namun Bharada E dihadapkan dengan relasi kuasa Sambo yang tidak mungkin ia tolak perintahnya.
 
“Yang memberi perintah itu bukan sekadar atasan, misalnya rektor universitas ke dosennya, melainkan bagaimana kalau misalnya perintah diberikan dalam rangka militer dalam operasi militer atau dalam rangka kepolisian atau Brimob kalau mau di dalam situasi itu melaksanakan perintah adalah budaya yang ditanamkan di dalam orang - orangnya. Kita di Indonesia tahu sering pakai istilah 'laksanakan', atau istilahnya 'siap',” ujar Romo.
 
 
Dilema moral inilah yang menurut Romo dilawan Bharada E. 
 
“Tipe perintah yang amat sulit secara psikologis dilawan, karena siapa dia, mungkin dia orang kecil, jauh di bawah yang memberi perintah sudah biasa laksanakan meskipun dia ragu-ragu, dia bingung, itu tidak berarti sama sekali tidak ada kesalahan, tetapi itu jelas menurut etika sangat mengurangi kesalahan, saya tidak memakai istilah bisa dimengerti itu terlalu menurut saya, tapi itu saya berpendapat tentu orang mestinya tahu tidak bisa tetapi situasi bingung dalam budaya perintah laksanakan berhadapan dengan atasan yang sangat tinggi mungkin ditakuti,” papar Romo.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x