Bersumber dari Stress Sosial yang Menimpa Pelaku, Seorang Ayah di Gresik Tega Bunuh Anaknya

- 4 Mei 2023, 21:47 WIB
Bersumber dari Stress Sosial yang Menimpa Pelaku, Seorang Ayah di Gresik Tega Bunuh Anaknya
Bersumber dari Stress Sosial yang Menimpa Pelaku, Seorang Ayah di Gresik Tega Bunuh Anaknya /Ilustrasi/Pixabay/Alexas_Fotos
 
BERITA KBB - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengecam tindakan pembunuhan anak AK, 9 tahun, oleh ayah kandung MQA, 29 tahun, di Gresik, Jawa Timur.
 
Terkait kasus tersebut, Nahar, Deputi Direktur Perlindungan Anak Kementerian PPPA, mengatakan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang ayah membunuh anak kandungnya, seperti adanya konflik suami istri yang menjadi sumber konflik sosial, ketegangan, kurangnya dukungan emosional dari lingkungan, kemungkinan konflik sosial hingga emosional yang terjadi dalam keluarga.
 
“Ada konflik antara laki-laki dan perempuan. Istrinya melarikan diri dan dicurigai kembali sebagai Ladies Companion (LC), atau pemimpin bernyanyi. Ini bisa menjadi salah satu stresor sosial terbesar bagi pelaku, dan mencegah terjadinya pikiran irasional "Betapa senangnya anak-anak ketika meninggal karena dia tidak harus memikirkan ibunya," ujar Nahar dalam keterangannya, Kamis, 4 Mei 2023.
 
 
Pemikiran irasional yang berujung pada pembunuhan anak tersebut juga diperparah dengan kurangnya dukungan emosional para pelaku dalam menghadapi masalah mereka, kata Nahar.
 
Konflik sosial-emosional yang ada, seperti kekecewaan, semakin mendukung tindakan pelaku yang membunuh anak tersebut.
 
“Pemikiran irasional ini diperparah dengan kurangnya dukungan emosional di lingkungan ketika tidak ada faktor yang dapat menghalangi tersangka untuk ingin membunuh anaknya. Konflik sosio-emosional dalam keluarga juga mungkin terjadi. Misalnya, tersangka merasa kecewa, sakit hati atau dendam terhadap istrinya, yang kemudian dia lakukan secara ekstrem dengan membunuh anak-anaknya. Keseimbangan kekuatan tidak seimbang dan anak-anak yang rentan menjadi sangat kejam sehingga ketika tersangka melakukan perbuatannya, tidak ada perlawanan," ujarnya.
 
MQA menikam anak yang sedang tidur dengan pisau pada 29 April 2023 lalu pukul 04:30 WIB. Dia kemudian menyerahkan diri ke polisi setempat.
 
Kini, kata Nahar, tim SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) berkoordinasi KemenPPPA dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Perempuan Jawa Timur (DP3AK) dan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Kabupaten Gresik, terkait penjangkauan dan penanganan yang diberikan.
 
Sedangkan istri pelaku atau ibu korban yang keluar rumah setelah lebaran dengan alasan mengurus KTP di Surabaya kini tidak diketahui keberadaannya. 
 
Saat ini sang ibu belum kembali dan sedang ditinjau untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kematian anaknya.
 
“Berdasarkan laporan tim SAPA KemenPPPA dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Gresik dan UPTD PPA Provinsi Jawa Timur, mereka melakukan pemeriksaan di rumah keluarga pelaku. Namun, keluarga masih berduka. dan belum mendapatkan banyak informasi. Selain itu, UPTD PPA Gresik bersama UPTD PPA Provinsi Jawa Timur juga melakukan ziarah ke makam korban di Surabaya dan mengunjungi TKP di Gresik. Sampai saat ini UPTD PPA Kabupaten Gresik terus berkoordinasi dengan unit PPA Polres Gresik untuk berkoordinasi dan beracara," ujar Nahar.*** 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x