Anies Baswedan: Kritik Pemerintah dengan Bahasa Konoha dan Wakanda adalah Self-Censorship

- 30 Agustus 2023, 16:19 WIB
Anies Baswedan. Anies Baswedan: Kritik Pemerintah dengan Bahasa Konoha dan Wakanda adalah Self-Censorship
Anies Baswedan. Anies Baswedan: Kritik Pemerintah dengan Bahasa Konoha dan Wakanda adalah Self-Censorship /Pikiran Rakyat/Oktaviani/

 

BERITA KBB - Bakal Calon dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti kualitas demokrasi di Indonesia yang membuat masyarakat harus menggunakan bahasa-bahasa simbolik seperti Konoha dan Wakanda untuk mengkritik pemerintah. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk self-censorship atau penyensoran diri sendiri yang dilakukan oleh masyarakat karena takut mendapat sanksi atau represi dari pihak berwenang.

Konoha dan Wakanda adalah nama-nama fiktif dari dua tempat yang terkenal di dunia populer. Konoha adalah desa fiktif yang menjadi tempat tinggal para ninja dalam serial manga dan anime Naruto, sedangkan Wakanda adalah negara fiktif di Afrika yang memiliki teknologi super canggih dan menjadi basis operasi superhero Black Panther. Kedua tempat ini sering digunakan oleh netizen sebagai perbandingan atau sindiran untuk menggambarkan situasi Indonesia saat ini.

Anies Baswedan menyampaikan pandangannya tersebut saat menjadi pembicara dalam acara pemberian materi Kuliah Kebangsaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) di Balai Serbaguna Purnomo Prawiro UI, Depok, Jawa Barat pada Selasa, 29 Agustus 2023. Dalam diskusi tersebut, Anies mengatakan bahwa masyarakat Indonesia seharusnya bisa berbicara dengan bahasa yang jujur dan tegas tanpa harus menyembunyikan maksudnya di balik bahasa-bahasa simbolik.

 Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca 30-31 Agustus 2023: 16 Provinsi Berikut Diprediksi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang

“Ini menjadi masalah sekarang kita sering menyaksikan di sosmed banyak sekali mau nulis sebutnya Konoha Wakanda. Apa artinya? Ini menunjukan ada ketakutan. Bahkan ada yang menyebutkan kondisi polusi yang paling buruk adalah Lahore lalu mengkritik kota Lahor habis-habisan. Kenapa ini? tanda-tanda tidak sehat," katanya. 

Anies menilai bahwa penggunaan bahasa-bahasa simbolik tersebut merupakan bentuk self-censorship yang dilakukan oleh masyarakat karena merasa tidak bebas untuk menyuarakan pendapatnya secara terbuka. Ia mengatakan bahwa hal ini menunjukkan adanya rasa takut dan ketidakpercayaan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pemerintah.

 

“Self-censorship itu artinya kita sudah takut. Kita sudah takut untuk berbicara apa adanya. Kita sudah takut untuk mengkritik apa adanya. Kita sudah takut untuk menuntut apa adanya. Kita sudah takut untuk meminta pertanggungjawaban apa adanya,” ujar Anies.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Pagi Ayam Digeprek Cinta Bertindak Rabu 30 Agustus 2023 Pukul 08.00 WIB

Halaman:

Editor: Siti Mujiati

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x