Mengenal Narges Mohammadi, Aktivis Wanita Iran Pemenang Nobel 2023

- 7 Oktober 2023, 16:32 WIB
Hadiah Nobel Perdamaian 2023 Diberikan Kepada Aktivis Iran Narges Mohammadi atas 'Perjuangannya untuk Mempromosikan Hak Asasi Manusia'
Hadiah Nobel Perdamaian 2023 Diberikan Kepada Aktivis Iran Narges Mohammadi atas 'Perjuangannya untuk Mempromosikan Hak Asasi Manusia' /Academy Swedia/Canva

 

 

BERITA KBB - Narges Mohammadi adalah seorang aktivis hak asasi manusia, ilmuwan, dan penerima Nobel Perdamaian 2023. Ia adalah wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC), yang dipimpin oleh Shirin Ebadi, penerima Nobel Perdamaian lainnya dari Iran. 1 Ia juga merupakan pendukung kuat gerakan sipil perempuan melawan hijab di Iran dan kritikus tajam program hijab dan kesucian yang dicanangkan oleh pemerintah Iran pada tahun 2023.

Narges Mohammadi lahir pada 21 April 1972 di Zanjan, Iran dan dibesarkan di Qorveh, Karaj, dan Oshnaviyeh. Ia menempuh pendidikan di Universitas Internasional Qazvin, mendapatkan gelar sarjana fisika, dan menjadi seorang insinyur profesional. Selama kuliah, ia menulis artikel-artikel yang mendukung hak-hak perempuan di surat kabar mahasiswa dan ditangkap dua kali karena kegiatan politiknya di kelompok mahasiswa Tashakkol Daaneshjuyi Roshangaraan (“Kelompok Mahasiswa Pencerahan”). Ia juga aktif dalam kelompok pendaki gunung, tetapi kemudian dilarang bergabung karena aktivitas politiknya.

Narges Mohammadi kemudian bekerja sebagai jurnalis untuk beberapa surat kabar reformis, dan menerbitkan sebuah buku esai politik berjudul Reformasi, Strategi dan Taktik. Pada tahun 2003, ia bergabung dengan Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC), yang dipimpin oleh Shirin Ebadi; ia kemudian menjadi wakil presiden organisasi tersebut. 1 Pada tahun 1999, ia menikah dengan Taghi Rahmani, seorang jurnalis pro-reformasi yang segera ditangkap untuk pertama kalinya. 56 Rahmani pindah ke Prancis pada tahun 2012 setelah menjalani 14 tahun hukuman penjara sementara Narges Mohammadi tetap tinggal untuk melanjutkan pekerjaannya di bidang hak asasi manusia. Narges Mohammadi dan Rahmani memiliki anak kembar.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Seblak Empire Hentikan Ledakan Cinta Sabtu 7 Oktober 2023 Pukul 12.30 WIB

Narges Mohammadi pertama kali ditangkap pada tahun 1998 karena kritiknya terhadap pemerintah Iran dan menghabiskan setahun di penjara. 6 Pada April 2010, ia dipanggil ke Pengadilan Revolusi Islam karena keanggotaannya di DHRC. Ia sempat dibebaskan dengan jaminan US$50.000 tetapi ditangkap kembali beberapa hari kemudian dan ditahan di Penjara Evin. Ia dituduh melakukan propaganda melawan rezim, berkumpul dan bersekongkol untuk mengancam keamanan nasional, dan mendirikan dan menjalankan “gerakan hak asasi manusia yang berjuang untuk penghapusan hukuman mati”. Pada Mei 2016, ia dijatuhi hukuman 16 tahun penjara oleh Pengadilan Revolusi Islam di Tehran.

 

Narges Mohammadi dibebaskan pada tahun 2020 tetapi dikirim kembali ke penjara pada tahun 2021, di mana ia sejak itu memberikan laporan tentang penyalahgunaan terhadap perempuan tahanan. Pada Oktober 2023, saat masih dalam tahanan, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2023 “atas perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran dan perjuangannya untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan bagi semua orang”. Menteri Luar Negeri Amir Abdollahian mengutuk penghargaan tersebut dan mengatakan bahwa penghargaan tersebut seharusnya diberikan kepada Jenderal Soleimani.

 Baca Juga: Arema FC vs Borneo FC: Pesut Etam Menang Tipis 1-0, Singo Edan Terpuruk di Zona Degradasi

Halaman:

Editor: Siti Mujiati

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x