Mengenal Jon Fosse, Pemenang Nobel Sastra 2023

- 7 Oktober 2023, 15:24 WIB
Pengarang asal Norwegia, Jon Fosse. Mengenal Jon Fosse, Pemenang Nobel Sastra 2023
Pengarang asal Norwegia, Jon Fosse. Mengenal Jon Fosse, Pemenang Nobel Sastra 2023 /

 

 

BERITA KBB - Jon Fosse, seorang penulis asal Norwegia, telah meraih penghargaan tertinggi dalam bidang sastra, yaitu Nobel Sastra 2023. Ia dianugerahi hadiah tersebut “atas karya-karya dramanya dan prosanya yang inovatif yang memberikan suara kepada hal-hal yang tak terucapkan”.

Siapa Jon Fosse dan apa yang membuat karyanya begitu istimewa? Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang pemenang Nobel Sastra 2023.

Latar Belakang

Baca Juga: RANS Nusantara FC Menang Tipis 2-1 Atas PSIS Semarang, Magenta Force Naik Ke Posisi 3 di Liga 1

Jon Fosse lahir pada tahun 1959 di Haugesund, sebuah kota pelabuhan di barat daya Norwegia. Ia tumbuh di lingkungan keluarga Kristen yang taat, tetapi ia sendiri mengaku tidak percaya pada Tuhan. Ia mulai menulis puisi dan cerita pendek saat masih remaja, dan kemudian belajar sastra, filsafat, dan teologi di Universitas Bergen.

 

Fosse memulai karier sastranya dengan menerbitkan novel pertamanya, Raudt, svart (Merah, Hitam), pada tahun 1983. Sejak itu, ia telah menulis lebih dari 30 buku, termasuk novel, cerpen, esai, puisi, dan terutama drama. Ia juga menerjemahkan karya-karya sastra dari bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis ke dalam bahasa Norwegia.

 

Fosse telah mendapatkan banyak penghargaan sastra sebelumnya, antara lain Penghargaan Sastra Nordik pada tahun 2015, Penghargaan Sastra Internasional Neustadt pada tahun 2014, dan Penghargaan Ibsen pada tahun 2010. Ia juga telah diangkat sebagai Komandan Orde St. Olav oleh Raja Norwegia pada tahun 2005.

 

Gaya dan Tema

Fosse dikenal sebagai salah satu penulis drama paling produktif dan berpengaruh di dunia. Karya-karyanya telah dipentaskan di lebih dari 40 negara dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Beberapa drama terkenalnya antara lain Nokon kjem til å komme (Seseorang Akan Datang), Andvake (Insomnia), og aldri skal vi skiljast (dan Kami Tak Akan Pernah Berpisah), dan Septologien (Septologi).

 

Gaya penulisan Fosse ditandai oleh penggunaan bahasa yang sederhana, ritmis, dan berulang-ulang. Ia sering menggunakan tanda hubung untuk menggantikan tanda baca lainnya, dan menghindari penggunaan nama-nama karakter. Dialog-dialognya cenderung pendek, tidak lengkap, dan ambigu. Fosse mengatakan bahwa ia ingin menciptakan “musik dari kata-kata” yang dapat menimbulkan emosi dan makna yang mendalam.

 

Tema-tema yang sering muncul dalam karya-karya Fosse adalah kesepian, cinta, kematian, agama, dan eksistensi manusia. Ia juga mengeksplorasi hubungan antara individu dan masyarakat, serta antara realitas dan ilusi. Karya-karyanya sering menggambarkan karakter-karakter yang terasing, terjebak, atau mencari makna hidup mereka. Fosse mengatakan bahwa ia ingin memberikan suara kepada hal-hal yang tak terucapkan atau tak terlihat dalam kehidupan manusia.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Bubur Toping Ketidakpastian Sabtu 7 Oktober 2023 Pukul 08.00 WIB

Pengaruh dan Penghargaan

Fosse dipengaruhi oleh berbagai penulis sastra dari berbagai negara dan zaman, antara lain Samuel Beckett, Franz Kafka, Knut Hamsun, Henrik Ibsen, William Shakespeare, James Joyce, dan Marcel Proust. Ia juga mengagumi karya-karya seniman lain seperti musikus Johann Sebastian Bach dan Ludwig van Beethoven, pelukis Edvard Munch dan Vincent van Gogh, serta penyair Rainer Maria Rilke dan Tomas Tranströmer .

 

Fosse mendapatkan pujian dari banyak kritikus sastra dan penonton teater di seluruh dunia. Ia dianggap sebagai salah satu penulis drama terbesar di era kontemporer, dan bahkan disebut-sebut sebagai “Beckett baru” atau “Pinter Skandinavia” . Ia juga mendapatkan pengakuan dari sesama penulis, seperti Peter Handke, Elfriede Jelinek, Karl Ove Knausgård, dan Per Petterson .

 

Dengan meraih Nobel Sastra 2023, Fosse menjadi penulis Norwegia keempat yang mendapatkan penghargaan tersebut, setelah Bjørnstjerne Bjørnson (1903), Knut Hamsun (1920), dan Sigrid Undset (1928). Ia juga menjadi penulis drama pertama yang mendapatkan Nobel Sastra sejak Harold Pinter pada tahun 2005 .

 

Fosse mengatakan bahwa ia merasa terkejut dan bersyukur atas penghargaan tersebut. Ia berharap bahwa karya-karyanya dapat memberikan inspirasi dan kebahagiaan bagi pembaca dan penontonnya.***

 

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah