El Nino, Diversifikasi, dan Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

- 7 Oktober 2023, 22:01 WIB
Ilustrasi dampak El Nino. El Nino, Diversifikasi, dan Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Ilustrasi dampak El Nino. El Nino, Diversifikasi, dan Ketahanan Pangan Nasional Indonesia /Sumber foto [email protected]/

BERITA KBB - Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, khususnya fenomena El Nino. El Nino adalah kondisi anomali iklim yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur, yang berpengaruh pada pola curah hujan dan angin di berbagai belahan dunia. El Nino biasanya terjadi setiap 2-7 tahun sekali dan berlangsung selama 9-12 bulan.

 

Salah satu dampak El Nino yang paling dirasakan oleh Indonesia adalah kemarau panjang dan kekeringan di sebagian besar wilayahnya. Hal ini tentu berdampak negatif pada sektor pertanian, terutama tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh luas panen padi yang menurun sebesar 6,4 persen akibat kekeringan.

 

Krisis pangan akibat El Nino bukanlah hal baru bagi Indonesia. Pada tahun ‪1997-1998‬, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan politik yang dipicu oleh krisis pangan akibat El Nino terkuat dalam sejarah. Saat itu, harga beras melonjak hingga 600 persen dan menyebabkan kerusuhan sosial di berbagai daerah. Krisis pangan juga berdampak pada kesehatan dan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil.

Baca Juga: Persebaya vs Persib: David da Silva Jadi Mimpi Buruk Mantan Timnya

 

Untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap ketahanan pangan nasional, pemerintah dan masyarakat perlu melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah diversifikasi pangan, yaitu upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis sumber pangan lokal yang lebih tahan terhadap kondisi iklim ekstrim. Diversifikasi pangan juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan pokok, yaitu beras, yang konsumsinya masih sangat tinggi di Indonesia.

 

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x