Eks Pebulutangkis Nasional Ungkap Faktor Penyebab Atlet Indonesia Gagal Boyong Medali di Asian Games 2022

6 Oktober 2023, 17:29 WIB
Hampir Kalah, Anthony Sinisuka Ginting Menangi Partai Pertama Pertandingan Bulutangkis Beregu Putra/Dok. Instagram.com /

 

Berita KBB - Eks atlet bulu tangkis nasional Luluk Hadiyanto angkat bicara soal penyebab kegagalan atlet bulutangkis Indonesia meraih medali di Asian Games 2022 Hangzhou. 

 

Diketahui, Indonesia resmi angkat kaki dari cabor bulu tangkis Asian Games 2022 setelah Gregoria Mariska Tunjung takluk dari wakil Jepang Aya Ohori pada babak 8 besar nomor tunggal putri, Kamis 5 Oktober 2023 dengan skor 10-21 di set pertama dan 19-21 di set kedua.

 

Selain itu, pada nomor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting terhenti setelah takluk dari wakil Cina Shifeng Chin Li, 13-21 dan 17-21.

Baca Juga: Duit Mengalir Lancar Meski Dibui, Zul Zivilia Rupanya Punya Posisi Penting di Jaringan Narkoba Fredy Pratama

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian - Muhammad Rian Ardianto kandas di tangan wakil Taiwan Yang Lee - Chi-Lin Wang dengan skor tipis 19-21 di set pertama dan 18-21 di set kedua, demikian catatan laman resmi Asian Games 2022.

 

Luluk menduga, intensitas turnamen yang tinggi membuat para atlet lelah dan jenuh sehingga memengaruhi performa permainan. Diketahui sebelumnya mereka berjuang di China Open dan Hongkong Open.

 

“Para pemain Indonesia, sebelum Asian Games 2022 dipaksa mengikuti kejuaraan China Open dan Hongkong Open lalu ke Asian Games 2022. Tiga kejuaraan berturut-turut membuat pemain kelelahan dan kejenuhan yang luar biasa,” ujar Luluk, seperti dikutip Berita KBB dari Antaranews, Jumat 6 Oktober 2023.

Baca Juga: Kemarau Berkepanjangan, Pj Bupati KBB Arsan Latif Mengikuti Sholat Istisqo di Kampung Jalupang, Desa Citalem

Ia juga menyebut bahwa strategi pengiriman pemain ke sebuah turnamen adalah faktor yang paling krusial. Demi mengembalikan prestasi bulutangkis Merah Putih, dirinya menyebut ada evaluasi jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dilakukan.

 

Evaluasi jangka pendeknya, berupa mengembalikan kepercayaan diri atlet. Pasalnya, kegagalan mereka memboyong medali menjadi beban psikologis yang berat, apalagi para atlet tetap harus menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

 

Adapun evaluasi jangka menengah dan panjangnya, Luluk menyarankan agar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) membuat regenerasi atlet dengan sistem pembinaan yang baik.

 

“Saya rasa PBSI sudah tahu sistem pembinaan usia muda sampai dengan elit senior yang baik, karena sebelumnya kan PBSI sudah mampu melewati hal-hal seperti ini, dengan catatan mereka mau mendengar dan membina dengan nilai-nilai yang ada dalam OR,” ungkapnya.

 

Kepada para atlet yang belum berhasil mendapatkan medali di Asian Games 2022, Luluk memberikan motivasi untuk mereka agar kembali bangkit dan berlatih lebih keras demi meningkatkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia.

 

“Segera lupakan kekalahan dan berdiri dengan kepala tegak. Berlatih lebih keras agar Indonesia tetap berada di puncak,” pungkas Luluk.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler