Kembangkan Mesin Pengolah Sampah Ramah Lingkungan, UPI Klaim Tidak Gunakan Listrik

13 September 2021, 16:45 WIB
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meninjau langsung mesin pengolahan sampah di Kampus UPI Jalan Setiabudi, Senin 13 September 2021. /Humas Setda Kota Bandung/
BERITAKBB - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tengah mengembangkan mesin pengolahan sampah ramah lingkungan. 
 
Mesin ini merupakan tindak lanjut kerja sama Pemerintah (Pemkot) Bandung dengan Jepang terkait penataan lingkungan serta teknologi bidang pengelolaan sampah pada Februari 2020 lalu.
 
Untuk mengetahui perkembangannya, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meninjau langsung mesin tersebut yang terletak di Kampus UPI Jalan Setiabudi, Senin 13 September 2021.
 
Baca Juga: Kurangi Sampah di TPA, Kota Bandung Hadirkan Kawasan Bebas Sampah
 
Ketua Tim Riset Mesin Pengelolaan sampah, Sriyono menerangkan, kapasitas mesin tersebut yaitu 0,5 meter kubik. Salah satu keungulannya yaitu mesin tersebut tidak menggunakan sumber energi listrik. 
 
"Kapasitas produksinya 1/2 meter kubik itu sama halnya incinerator yang sudah ada. Hanya yang menjadi keunggulannya, tanpa mengggnakan sumber energi listrik," tuturnya. 
 
"Pembakarannya alamiah. Jadi hanya dengan meningkatkan asupan oksigen yang masuk dalam ruang bakar utama ini. Sehingga bisa dilakukan teknologi magnet ini," bebernya. 
 
Baca Juga: Jajaki Pengolahan Sampah Jadi Refuse-Derived Fuel (RDF), Pemkot Bandung Jajaki Kerjasama dengan Swasta
 
Ia mengungkapkan, mesin tersebut bertemperatur rendah, sehingga pembakarannya berkelanjutan. 
 
"Terus diisi, sampai sampah habis pun bisa dioperasikan," katanya. 
 
Mesin tersebut dioperasikan sama halnya seperti memasak pada tungku menggunakan kayu. 
 
Baca Juga: Satgas Citarum Harum Sektor 22 dan Aparat Pemerintah Kota Bandung Atasi Sampah di Curug Adun Babakan
 
"Sama seperti masak menggunakan 'hawu' atau kayu bakar. Dibakar dengan sampah yang mudah terbakar dulu. Berikutnya sampah basah maupun plastik," katanya.
 
Hasil dari pembakaran sampah tersebut yaitu dalam bentuk abu yang mampu dimanfaatkan untuk penguatan bata, paving blok, atau pot bunga. 
 
"Hasilnya dalam bentuk abu. Itu bisa dimanfaatkan untuk bata, paving blok atau pot bunga," jelasnya.
 
Baca Juga: Senam Kang Pisman, Olahraga Sambil Kampanye Penanganan Sampah
 
Anggota Tim Peniliti Mesin Sampah MGU-300 Jepang, Mori menerangkan, mesin tersebut sangat aman digunakan. Untuk kapasitas panasnya pun berbeda. 
 
"Bagian bawah itu 1.700-2.000 derajat. Atasnya kurang dari 100 derajat, sehingga tidak membahayakan. Asap yang keluar dari mesin ini sudah melalui uji coba. Sudah dalam standar aman bagi lingkungan," tuturnya via zoom meeting. 
 
Ia mengungkapkan, sampah yang masuk bisa hancur dalam hitungan jam.
 
Baca Juga: Serius Tangani Sampah, Pemkot Bandung dan DPRD Jabar Bahas TPPAS Legok Nangka
 
"Untuk sampah kering itu cepat hancurnya 2-3 jam. Sampah basah, seperti sisa makan dapur itu 5-6 jam. Pengoperasian mesin ini pun bisa 24 jam," ujarnya. 
 
Terkait hal tersebut, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial berharap ketika mesin sudah sempurna, maka bisa dilaksanakan di setiap RW.
 
"Kalau berhasil saya harap akan mulai pengelolaan sampah itu bisa disentraliassi, tiap RW," ujarnya.
 
Baca Juga: Pasca-Lebaran, Curug Malela di Bandung Barat Dicemari Sampah
 
Menurut Oded, mesin ini memiliki keunggulan karena skalanya kecil. Sehingga bisa dikelola oleh hanya satu orang.
 
"Pertama skalanya kecil. Dengan skala kecil ini bisa dilakukan di tingkat RW. Pengelolaan sampah itu harus disentralisasi," tuturnya.
 
Soal harga, Oded belum bisa memastikan karena masih dalam tahap pengembangan yang ditargetkan secepa bisa beroperasi. 
 
Baca Juga: Kunjungi Kota Bandung, Dubes Republik Ceko Bahas Kerja Sama Pengelolaan Sampah
 
"Harganya belum, ini masih dikembangkan oleh UPI. Targetnya secepatnya," kata Oded. 
 
Saat peninjauan Oded didampingi Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dan Wakil Rektor Bidang Riset, International, Kerja sama dan Usaha, Adang Suherman. ***
 

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler