Paksa Pengendara Tertib Berlalu Lintas, Jalan Suci Kota Bandung Bakal Dibuatkan Median Jalan

13 Mei 2023, 18:00 WIB
Jalan Suci di Kota Bandung ternyata berasal dari singkatan (Google Maps) /

 

Berita KBB - Anda yang biasa melewati Jalan Suci Kota Bandung tentunya sudah tidak asing lagi dengan semrawutnya lalu lintas di jalan tersebut akibat perilaku pengendara yang kerap mengambil jalur serobotan sehingga menimbulkan macet.

 

Untuk mengatasi dan menertibkan kemacetan di Jalan Suci Kota Bandung ini, Pemkot Bandung mewacanakan pembuatan median jalan di sepanjang ruas jalan tersebut.

 

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, pembuatan median jalan di Jalan Suci Kota Bandung itu akan melalui analisa kajian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan.

Baca Juga: Heboh Antrian Sidang Cerai Meningkat Usai Lebaran, Netizen: Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Ema juga menyebut, adanya median jalan permanen akan memaksa pengguna Jalan Suci Kota Bandung untuk tertib berlalu lintas. Ia akan meminta Kepala Dinas Perhubungan untuk membuat median jalan.

 

"Lebih bagus dibuatkan median permanen. Saya minta kepada Kadishub untuk membuat median-median jalan. Ini bisa memaksa orang menjadi tertib berlalu lintas," ujarnya, Jumat 12 Mei 2023 seperti dikutip dari laman Pemkot Bandung.

 

Selain menertibkan arus lalu lintas di ruas jalan tersebut, median jalan juga berfungsi menertibkan parkir liar yang terjadi di sepanjang jalan, tepatnya di depan kampus Itenas.

Baca Juga: Heboh Kabar Christian Sugiono Selingkuh, Netizen Ramai Tengok Instagram Titi Kamal

Menurut Ema, Jalan Surapati-Cicaheum itu sebenarnya bisa dibuat 4 jalur karena cukup lebar. Namun karena saling berebut jalur, kemacetan pun terjadi.

 

"Kita ingin melihat juga berbagai potensi-potensi kemacetan contohnya di Jalan Surapati. Di sana sebetulnya bisa untuk 4 lajur. Padahal jalan itu cukup lebar, api karena saling berebut sehingga menimbulkan kemacetan," ujarnya.

 

Untuk mewujudkan wacana tersebut, Ema menggandeng seluruh camat dan lurah untuk ikut mengedukasi masyarakat. Ia tidak menampik bahwa akan makan waktu yang cukup lama untuk edukasi tersebut.

 

"Sebagai level yang paling dekat dengan masyarakat, camat dan lurah itu 75 persen kegiatannya harus turun ke lapangan. Edukasi ini sifatnya panjang, akan terus kita komunikasikan," pungkasnya.***

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler