Omicron Masuk ke Jabar? Ini Langkah Antisipatif Pemprov Jabar Menghadapinya

- 13 Januari 2022, 17:13 WIB
Ilustrasi. Berikut kriteria orang yang sembuh dari Covid-19 Omicron dan bias selesai menjalani isolasi, simak selengkapnya.
Ilustrasi. Berikut kriteria orang yang sembuh dari Covid-19 Omicron dan bias selesai menjalani isolasi, simak selengkapnya. /Pixabay/Gerd Altmann

BERITA KBB - Pemda Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menangani lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron.

Selain kesiapan fasyankes, penguatan testing, tracing dan treatment (3T) intens dilakukan di tingkat puskesmas dan menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan itu tercermin dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Buruk yang Sebaiknya Anda Hindari di Tahun 2022 Ini untuk Mewaspadai Omicron

"Kalau tidak hati-hati, kasus COVID-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," kata Nina di Kantor Dinas Kesehatan Jabar, Kota Bandung, Rabu (12/1/2022).

Penanganan varian Omicron, kata Nina, sama dengan penanganan COVID-19 varian lainnya. Pemerintah memperkuat 3T dan fasyankes, sedangkan masyarakat disiplin prokes dalam berkegiatan, menjauhi kerumunan baik di ruang terbuka maupun tertutup dan mengurangi mobilitas.

Menurut Nina, pengalaman penanganan gelombang dua pada pertengahan tahun lalu akan menjadi rujukan. Hal itu mulai dari penyiapan tempat isolasi di level desa, kabupaten/kota, dan provinsi, gencar melakukan tes COVID-19 dan telusur kontak erat, sampai kesiapan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD).

Baca Juga: Cek Fakta: Penerima Vaksin Covid-19 Lebih Rentan Terinfeksi Oleh Varian Omicron Ketimbang yang Tidak Divaksin

"Termasuk vaksinasi COVID-19. Sampai saat ini, cakupan vaksinasi sudah 78-80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen yang kita lakukan vaksinasi," ucap Nina.

Pemda Provinsi Jabar pun sudah mengantongi strategi apabila kasus COVID-19 meningkat. Strategi pertama penguatan puskesmas. Menurut Nina, puskesmas bersama TNI/Polri dan PKK akan gencar melakukan tes dan telusur sebagai upaya mendeteksi dini.

"Kita harus siap, termasuk testingnya. Baik menggunakan rapid test antigen atau PCR. Kita juga harus siap dengan Sumber Daya Manusia (SDM)," tuturnya.

Baca Juga: Omicron Masuk Jabar, Ridwan Kamil ; Masyarakat Jangan Panik, Jalankan Prokes

Sedangkan strategi kedua berkaitan dengan penguatan rumah sakit. Selain tempat tidur untuk penanganan pasien COVID-19, ketersediaan oksigen, APD, dan obat-obat akan disiapkan dengan sebaik-baiknya.

"Kami sudah mempunyai data dari gelombang kedua, mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," ucap Nina.

"Kami dari provinsi sudah menyiapkan obat-obatan dan APD. Bagi kabupaten/kota yang memerlukan APD, dapat mengirimkan surat kepada kami," imbuhnya.

Baca Juga: 20 Warga Jabar Terdeteksi Omicron di Bandara Luar Jabar, Gubernur Pastikan Belum Ada Transmisi Lokal

Selain itu, Nina memastikan bahwa 14 warga Jabar yang terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron sudah mendapatkan penanganan yang maksimal. 10 orang melakukan isolasi di Wisma Atlet, Jakarta, sedangkan 4 warga lainnya menjalani perawatan di RSUD Al-Ihsan.

"Semua sudah di-tracing termasuk yang pernah kontak erat. Alhamdulillah semua negatif," ucapnya.***

 

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah