"Pendidikan itu salah satu yang mengubah segalanya, mengubah kemiskinan, mengubah nasib seseorang, dan lain sebagainya, pendidikan harus diutamakan," ucap dia.
Maka JIF juga menjadi stimulus dalam peningkatkan daya saing. Apalagi Jabar tengah mendapatkan bonus demografi. Maka situasi ini perlu dimanfaatkan agar generasi muda Jabar dapat terdorong untuk berkarya seproduktif mungkin.
Baca Juga: 602 KK Terdampak Banjir Bandang Bogor, Pemprov Jabar Pastikan Ditangani dengan Baik
"Jadi kalau sampai 2040 tidak memanfaatkan situasi ini kita akan lewat negaranya. Jadi kalian sekarang ini enak karena kalian 'menggendong' (orang) yang tidak produktifnya sedikit," katanya.
"Generasi kalian ini tiangnya bangsa, oleh karena itu janganlah generasi kalian ini generasi yang tidak berdaya, jadi kalian harus benar- benar bisa buka lapangan pekerjaan, bisa ini itu dan lain sebagainya, jadi Indonesia dan Jabar ini makin maju," tambah dia.
Setiawan menyebut bahwa teknologi informasi (IT) harus jadi kompetensi dasar saat ini, di samping bidang apa saja yang tengah digeluti. Tak kalah penting adalah sikap kritis, kreativitas, hingga nilai kepemimpinan yang diimplementasikan di keseharian.
Baca Juga: Kota Bandung Juara MTQ Jabar 9 Kali Berturut-turut
Jabar pun saat ini punya visi menjadi 'West Java Digital Province.' Visi ini juga sejalan dengan data penduduk Jabar paling banyak menggunakan internet. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia per 9 November 2020, pengguna internet di Jabar mencapai 35,1 juta.
"Maka saat mau magang di dinas, datang dengan cara manual, tidak akan _fit_ (cocok), semuanya sudah canggih," ujar Setiawan.
Sekda menyebut sejumlah contoh inovasi andalan milik Pemda Provinsi Jabar. Misalnya aplikasi Pikobar sebagai dasbor informasi terkait COVID-19. Lalu Jabar Saber Hoax, suatu inovasi penangkal misinformasi, disinformasi, dan hoaks.