Imunisasi Campak untuk Kekebalan Tubuh Anak, Pemprov Jabar Pastikan Vaksinasi Aman

- 1 Agustus 2022, 22:34 WIB
dari kiri) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jabar Rd. Dewi Sartika, Ketua Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Kusnandi Rusmil dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar dr. Ryan Bayusantika Ristandi
dari kiri) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jabar Rd. Dewi Sartika, Ketua Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Kusnandi Rusmil dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar dr. Ryan Bayusantika Ristandi /Ade Bayu Indra/Berita KBB/

"Kejadiannya juga susah diperhitungkan maka harus dipersiapkan. Makanya di tempat imunisasi harus selalu ada peralatan untuk menolong kalau terjadi apa apa. Walaupun kejadian itu belum tentu terjadi tapi kita harus siap-siap," ucapnya.

Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum imunisasi dilakukan seperti pemeriksaan anak yang akan menerima imunisasi, mulai dari pendataan, skrining hingga pemantauan pasca-imunisasi

Baca Juga: Masih Ada Lagi!!! Pemerintah Mulai Pertimbangkan Vaksin Dosis Ke-4 Kemenkes: Pandemi Masih Panjang

"Kalau dia punya penyakit gak boleh diimunisasi, khususnya penyakit yang daya tahan tubuhnya rendah atau dia punya penyakit kanker," jelas Kusnandi.

Menurutnya, dari 1 juta orang yang divaksin ada satu orang pingsan. Jadi kalau 10 juta orang divaksin yang pingsan 10 orang pingsan. "Dan itu bukan karena salah vaksinnya tapi karena bawaan orangnya. Semisal orang yang alergi, kayak kita makan udang bisa bengkak bengkak (karena alergi)," tutur Kusnandi.

BIAN 2022 di Jabar mendapat perhatian dari Unicef, organisasi di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengurusi anak - anak.

Baca Juga: Fasilitas Penyimpanan Vaksin Hingga 250.000 Dosis, Jabar Akselerasi Vaksinasi PMK

Konsultan Imunisasi Unicef Wilayah Jawa Rusipah memaparkan, bahwa ada dua tujuan yang perlu dan harus dilakukan dalam BIAN 2022.

"Yang pertama adalah untuk menuju eliminasi campak rubela. Jadi kita harus memberikan imunisasi tambahan satu dosis untuk sasaran. Sasaran di Pulau Jawa untuk 9 bulan sampai 59 bulan tanpa melihat imunisasi campak rubela sebelumnya," tuturnya.

"Anak-anak 9 bulan itu diimunisasi campak rubela itu yang pertama, yang kedua imunisasi lagi itu umur 18 bulan. Nah, di bulan Agustus ini tidak melihat apakah 9 bulan atau 19 bulan dia sudah diberikan atau belum," tambahnya.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x