Jabar Optimistis Mampu Turunkan Prevalensi 'Stunting' Sesuai Target Nasional

- 24 Oktober 2023, 11:03 WIB
kegiatan Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat di Hotel Pullman, Kota Bandung, Senin (23/10/2023).
kegiatan Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat di Hotel Pullman, Kota Bandung, Senin (23/10/2023). /Istimewa /

Angka tersebut masuk dalam kategori rendah, meskipun terdapat perbedaan data sebesar 14,19 persen jika dibandingkan dengan data SSGI. Upaya perbaikan kualitas data telah dilakukan melalui pelaksanaan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dengan peningkatan jumlah _sampling_ .

Capaian penurunan _stunting_ di Jabar ini juga mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. 

Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Pagi Sul33 Siap Nikah Lagi Selasa 24 Oktober 2023 Pukul 12.30 WIB

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengungkapkan, penurunan _stunting_ di provinsi dengan penduduk terbanyak ini menyumbang presentase yang besar untuk Indonesia. 

“Untuk suatu provinsi yang jumlah penduduknya sangat besar, pencapaian Jawa Barat bukan hal yang mudah. Penduduknya sampai 50 juta, ( _stunting_ ) turun dari angka 24 persen ke angka 20 persen dalam satu tahun. Saya ucapkan selamat,” ujar Maria. 

“Apa yang terjadi di Jabar itu akan terefleksikan dalam data nasional karena Jawa Barat menyumbang persentase yang besar untuk data nasional. Ini adalah provinsi yang terpenting untuk penurunan _stunting_ ,” tuturnya. 

Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Cowok Gue Anak DWP (Dah Waktunya Ke Penghulu) Selasa 24 Oktober 2023

Maria menyebutkan, pihaknya telah melakukan analisis data _stunting_ di tahun 2021 dan 2022. Hasilnya, terdapat potensi angka penambahan stunting baru, yakni _stunting_ baru pertama balita usia 0 sampai 1 tahun sebanyak 580.000 balita serta _stunting_ baru kedua balita usia 1 sampai 2 tahun sebanyak 900.000 anak. 

“Jadi kita ada dua titik krusial dimana ada _stunting-stunting_ baru, yaitu di usia 0 sampai 1 tahun dan usia 1 sampai 2 tahun. Kalau tidak bisa ditahan _stunting_ barunya, maka kita akan sulit untuk menurunkan _stunting_ ,” tegasnya. 

Maria menambahkan, fokus program dari Kemenkes dalam menekan angka _stunting_ baru tersebut dilakukan melalui intervensi spesifik pada masa sebelum lahir dan sesudah lahir, mulai dari skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri, pemeriksaan kehamilan, konsumsi TTD dan pemberian makanan tambahan energi pada ibu hamil. 

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah