Ia memastikan, Pemkot Bandung bertanggungjawab terkait biaya pelayanan kesehatan kepada Jajang.
"Pemkot Bandung turut bertanggung jawab salah satunya biaya selama beliau masuk rumah sakit melalui UHC," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengungkapkan, Jajang masuk dalam kualifikasi skrining kesehatan menjadi anggota KPPS.
"Sebenarnya almarhum ini skrining awal itu bagus. Mulai dari tensi, gula darah, hingga tidak ada faktor risiko kalau dlihat dari kondisi badan," tuturnya.
Ia mengakui, petugas pemilu kurang istirahat yang cukup bahkan telat asupan makanan.
Baca Juga: Hasil Quick Count Sementara Prabowo-Gibran Dapat Suara Tertinggi Pada Pemilu 2024
"Tidak tidur itu kelelahan yang berat. Apalagi pagi-pagi itu pukul 05.30 WIB sudah persiapan untuk dibuka TPS pukul 07.00 WIB, sehingga makan itu bisa siang pas waktu istirahat, " katanya.
Sementara itu, Juju merupakan adik Jajang Safaat menyampaikan, almarhum sebelum pelaksaan pencoblosan yaitu H-1 sudah terlihat lelah, namun tidak pernah dirasa.
"Itu kurang istirahat. Hari Selasa (H-1 sebelum pencoblosan) juga tidak enak badan, tapi tidak dirasa," ungkapnya.