Sesar Lembang Aktif, Ancaman Gempa Magnitudo 7 Mengintai Bandung Raya

25 Januari 2021, 13:58 WIB
FOTO udara sebagian kawasan Bandung utara. Rencananya akan dibangun waterboom di sesar Lembang.* /ANTARA/

BERITA KBB – Ancaman gempa hebat akibat Sesar Lembang kembali mengemuka. Masyarakat diminta agar waspada terhadap keberadaan sesar aktif yang memanjang dari Lembang hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat itu.

Penelitian dari Teknik Geodesi ITB beberapa waktu lalu mengungkapkan, pergerakan Sesar Lembang berpotensi menyebabkan gempa hebat dengan kekuatan hingga magnitudo 7. 

Dampaknya, tidak hanya mengancam daerah sesar di Bandung utara, tetapi juga hingga ke cekungan Bandung meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta, Selasa 26 Januari 2021, Elsa Makin Ketakutan Nino Selidiki Pembunuh Roy

Baca Juga: 4 Cerita Tentang RM BTS yang Menyedihkan dan Akan Menghancurkan Hatimu, No 3 Sedih Banget

Selain penelitian tersebut, sejumlah penelitian lainnya dan laporan masyarakat setempat sudah cukup membuktikan bahwa Sesar Lembang hingga kini masih aktif.

Berbagai catatan kegempaan menunjukkan bahwa gempa akibat aktivitas Patahan Lembang pernah terjadi pada 1834, 1879, 1910, 2003, dan 2011 meskipun dengan kekuatan di bawah 6 pada skala Ritcher.

Baru-baru ini, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan masyarakat akan keaktifan dari Sesar Lembang.

Baca Juga: 5 Cerita Gokil BTS yang Lucunya Kebangetan, no 4 mirip Korean Drama

Baca Juga: Rosé BLACKPINK Akan Mengungkap Lagu Debut Solo-nya Untuk Pertama Kalinya di Konser 'THE SHOW'

“Gempa bumi itu ketika dia sudah terkumpul energinya, baru dia akan dilepaskan. Sesar Lembang ini sudah dilepaskan pada tahun 2010-2012.

Dari tahun 2012 ke sini, itu adalah masa-masa pengumpulan energi, jadi masa-masa tenang dia mengumpulkan energi lagi dan suatu saat dia akan melepaskan energi tersebut,” ucap
Kasi Data dan Informasi BMKG Bandung, Rasmid dikutip dari PRFM.

Di Bandung Barat, isu mengenai ancaman Sesar Lembang sempat ramai pascaterjadinya gempa bumi di Kampung Muril Rahayu, Desa JAmbudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Agustus dan September 2011.

Baca Juga: Peristiwa 25 Januari: Berdirinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB), Cikal Bakal PBB, pada Tahun 1920

Baca Juga: Sinopsis Jodha AKbar Senin 25 Januari, Adik Ipar Jalal Berkonspirasi Untuk Membunuh Jalal

Meski hanya berkekuatan 3,3 pada skala Ritcher, gempa tersebut menyebabkan sedikitnya 384 rumah warga rusak ringan hingga berat.

Dalam waktu beberapa minggu, gempa-gempa kecil terus terjadi sehingga membuat warga panik dan sempat mengalami trauma untuk tinggal di dalam bangunan.

Para ahli geologi di Bandung memastikan bahwa gempa tersebut berpusat di ujung Patahan Lembang sebelah barat, yakni di Desa Jambudipa, Cisarua.

Baca Juga: Ahgases Tidak Bisa Berhenti Tertawa karena 'TODAY Show' NBC Mengungkap Anggota Terbaru GOT7: Bernie

Baca Juga: Sinopsis Naagin 2 Senin 25 Januari, Rocky, Shivangi, Sesha Berubah Menjadi Ular Untuk Mengacaukan Suatu Pesta

Permukiman warga di Kampung Muril Rahayu tepat berada di tebing patahan sehingga paling banyak terkena dampak gempa.

Gempa itu memperkuat bukti bahwa Sesar Lembang sepanjang lebih dari 27 km itu merupakan sesar aktif yang sebelumnya masih diperdebatkan.

Pengamat Sesar Lembang dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, T. Bachtiar menegaskan, pemerintah setempat harus segera mengambil tindakan dan menggencarkan mitigasi bencana terutama bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang Sesar Lembang.

Baca Juga: Waduh! Terciduk Masuk Kamar Mandi Wanita dengan Memakai Wig, Pria Jepang Ini Ditangkap Polisi

Baca Juga: BMKG Meminta Warga Bandung Barat, Kota Bandung, Cimahi Waspadai Potensi Gempa dari Patahan Sesar Lembang

Permukiman penduduk dan pembangunan gedung dan vila di Bandung utara juga harus dibatasi dengan membuat peraturan daerah.

“Kalau untuk merelokasi penduduk, jelas tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanya membatasi pertumbuhan permukiman baru dan menjadikan sisa kawasan di Patahan Lembang sebagai kawasan lindung geologi,” katanya.

Baca Juga: Kisah Sadako Sasaki dan Keluarganya yang Terdampak Bom Hiroshima Segera Diangkat Menjadi Film

Baca Juga: Jadwal TV SCTV, Senin 25 Januari 2021, Buku Harian Seorang Istri, Love Story, Samudra Cinta

Membuat sisa daerah Sesar Lembang sebagai kawasan lindung geologi, menurut Bachtiar, lebih realistis ketimbang menggunakannya untuk pembangunan vila, real estate, ataupun sejumlah pembangunan lainnya yang hanya menguntungkan investor.

Selain memiliki nilai edukasi, kawasan lindung geologi juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat seiring dengan meningkatnya antusiasme masyarakat lainnya untuk mengetahui sisa pembentukan Sesar Lembang.***

Editor: Cecep Wijaya Sari

Tags

Terkini

Terpopuler