Sebab, kisah KKN di Desa Penari mempunyai nilai yang dapat dipetik serta menarik untuk dibaca.
"Jadi tujuan utama saya menulis cerita itu tuh hanya untuk berbagi ke orang-orang. Karena buat saya cerita paling menarik,” tuturnya.
Baca Juga: Hadir di Mall, Pengaduan Lapor dan PPID Mudahkan Masyarakat Sampaikan Aspirasinya
Kemudian saat buku KKN di Desa Penari populer, Ia sendiri merasa takut. Bahkan hingga saat ini rasa takut itu masih ada.
“Jadi ketika bukunya "meledak" pun saya merasa takut. Sampai sekarang bahkan saya ketakutan. Alhamdulillah-nya saya masih bisa menjaga apa yang nggak bisa diketahui oleh masyarakat," ucapnya.
Seperti diketahui, sebelum diadaptasi menjadi film, KKN di Desa Penari terlebih dahulu dibuat menjadi sebuah buku. ***