BERITA KBB - Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang umum digunakan di seluruh dunia. Selain digunakan sebagai bumbu masak, jahe juga kerap digunakan sebagai obat herbal.
Senyawa bioaktif bernama gingerol dalam jahe terbukti memiliki sifat terapeutik yang luar biasa terhadap berbagai kondisi kesehatan seperti diabetes, pilek, masalah perut, hipertensi, mual, dan banyak lainnya.
Terlepas dari banyak manfaat kesehatan dari jahe, beberapa penelitian mengatakan bahwa mengonsumsi jahe, baik dalam jumlah sedang maupun besar, ternyata berdampak buruk bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Baca Juga: Earth Hour Simbol Bijak Menggunakan Energi
Kelompok orang mana saja yang harus waspada dengan takaran atau dosis jahe ketika hendak mengkonsumsinya? Berita KBB telah merangkumnya untuk kalian semua seperti dikutip dari Boldsky.
1. Wanita Hamil
Pada wanita hamil, jahe bermanfaat untuk meredakan mual dan muntah. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak justru bisa menimbulkan bahaya bagi ibu hamil.
Stimulan alami dalam jahe dapat menyebabkan kontraksi dini. Hal itu dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran bayi lebih awal (persalinan prematur). Selama kehamilan, overdosis jahe harus dihindari dalam bentuk apapun untuk wanita yang akan melahirkan atau memiliki riwayat gangguan perdarahan.
2. Orang Kurus
Jahe adalah salah satu solusi terbaik untuk menurunkan berat badan. Gingerol dalam jahe meningkatkan laju metabolisme dan menekan nafsu makan.
Konsumsi jahe menyebabkan kalori terbakar pada tingkat yang jauh lebih tinggi dan menyebabkan seseorang makan lebih sedikit. Oleh karena itu, jahe harus dihindari oleh orang yang ingin menambah berat badan atau mereka yang sudah kurus.
3. Batu Empedu
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa jahe dapat meningkatkan sekresi empedu dan menyebabkan pembentukan batu kantung empedu.
Empedu memainkan peran penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Namun, konsumsi jahe yang berlebihan dapat merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak cairan empedu dan mempercepat pembentukan batu kandung empedu.
Oleh karena itu, orang dengan penyakit batu empedu, alangkah baiknya hindari mengkonsumsi jahe secara berlebihan.
4. Gangguan Darah
Jahe mengandung garam bernama salisilat yang berfungsi sebagai pereda nyeri, terutama bagi penderita osteoartritis. Itu juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan aliran ke organ-organ.
Namun, orang yang sedang menjalani pengobatan pengencer darah atau pembekuan darah, atau penderita hemofilia, harus menghindari jahe karena dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan.
5. Wasir
Jahe bisa membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada wasir. Namun, menurut beberapa penelitian dan keyakinan praktik, jahe dapat menyebabkan iritasi, gatal, bengkak, rasa tidak nyaman dan nyeri pada penderita ambeien.
Itu juga dapat mendorong pendarahan dan memperburuk kondisi penyakit wasir.
6. Ginjal
Jahe secara signifikan memiliki efek renoprotektif karena aktivitas antioksidannya. Namun, jahe mengandung senyawa bernama 'kreatinin' dan kadar yang tinggi di dalam darah, menunjukkan gangguan ginjal parah seperti penyakit ginjal kronis.
Baca Juga: Setelah Taecyeon, Nichkhun dan Chansung 2pm Dikonfirmasi akan Bergabung dengan Drama Korea Vincenzo
7. GERD
Bagi penderita kondisi peradangan seperti GERD (Acid reflux), overdosis jahe (sekitar empat gram) dalam satu hari dapat menyebabkan acid reflux, iritasi pada lapisan lambung, nyeri dada dan mulas.
Orang dengan kondisi penyakit tersebut, dianjurkan mengkonsumsi jahe dalam jumlah sedang untuk mencegah komplikasi.
8. Artritis
Pada beberapa orang, krim atau gel berbahan dasar jahe untuk meredakan artritis justru dapat memperburuk peradangan.
Jahe adalah pereda nyeri yang sangat baik karena sifat anti-inflamasi, tetapi pada beberapa produk jahe berbasis pasar atau konsumsi jahe yang berlebihan dapat memperburuk rasa sakit dan peradangan artritis.
Baca Juga: Adegan Mandi dalam Drama Korea 'Oh My Lady Lord' Jadi Kontroversi, Begini Tanggapan MBC
9. Tiroid
Meskipun jahe dianggap sebagai ramuan yang aman, beberapa penelitian melaporkan jahe menyebabkan efek samping seperti tiroiditis.
Efek antioksidan dan penghambatan jahe pada laju metabolisme dapat merusak selaput yang mengelilingi hormon tiroid di folikel dan melepaskan hormon dalam darah.
Hal itu menyebabkan pembengkakan atau pembengkakan kelenjar tiroid dan produksinya yang berlebihan.
Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran Pasca Covid-19, Gubernur Jabar Resmikan Kick Off Program Petani Milenial
10. Menyusui
Jahe umumnya dianggap aman dan efektif untuk wanita yang sedang menyusui dan juga dikenal dapat meningkatkan suplai ASI selama ini.
Namun, beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa konsumsi jahe yang berlebihan oleh ibu menyusui terkadang bisa memicu kolik pada bayi--kondisi yang ditandai dengan tangisan intens tanpa alasan jelas, berbeda dengan menangis minta ganti popok atau kelaparan.
11. Aritmia
Aritmia jantung merupakan sekelompok kondisi yang menyebabkan detak jantung tidak teratur. Jahe adalah ramuan yang sangat baik untuk berbagai kondisi jantung, tetapi dalam jumlah besar dapat menyebabkan jantung berdebar-debar--jika mengonsumsi jahe dengan obat jantung.***