Gemar Pamerkan Gaya Hidup Mewah, Masyarakat Harus Waspadai Motif Crazy Rich Jika Tawarkan Investasi

- 25 Februari 2022, 14:17 WIB
Gemar Pamerkan Gaya Hidup Mewah, Masyarakat Harus Waspadai Motif Crazy Rich Jika Tawarkan Investasi
Gemar Pamerkan Gaya Hidup Mewah, Masyarakat Harus Waspadai Motif Crazy Rich Jika Tawarkan Investasi /Instagram Indra Kenz /

 

BERITA KBB-Crazy rich asal Medan, Indra Kesuma alias Indra Kenz telah resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan trading binary option melalui aplikasi Binomo.

Sebelum dinyatakan sebagai tersangka, Indra Kenz seperti para crazy rich lain memang kerap memamerkan gaya hidup mewah.

Di usia muda yang belum genap 30 tahun, mereka telah memiliki kekayaan melimpah.

Baca Juga: Alasan Polda Metro Jaya Tolak Laporan Roy Suryo Kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Atas Penistaan Agama

Baca Juga: Kepala BNPB Perintahkan Tim Reaksi Cepat Menuju Lokasi Terdampak Pascagempa M6,1

Melihat fenomena ini, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital DR. Firman Kurniawan mengatakan gaya hidup seperti ini disebut dengan flexing, dimana mereka memamerkan kekayaan di media sosial.

"Mereka memang mempertontonkan gaya hidup mewah, bahkan saking mewahnya di luar kelas iman mereka bisa membeli supercar dan belanja berbagai macam permata dan traveling ke sejumlah negara," ungkap Firman sepert dikutip dari wawancara Polri TV dari PMJNews, Jumat 25 Februari 2022.

"Itu sebetulnya adalah konteks yang tidak bisa terpisahkan untuk mempengaruhi agar khalayak juga menanamkan uangnya dalam investasi binary option. Untuk meyakinkan, para pemasar menggunakan influenzer yang mempertontonkan kemewahan agar orang tertarik untuk masuk ke investasi ini," sambungnya.

Baca Juga: BNPB Monitor Pascagempa M6,1 Guncang Sejumlah Wilayah Sumatra Barat

Baca Juga: Rusia Siap Buka Jalur Perundingan dan Tarik Pasukan dari Konflik Dengan Ukraina, Tapi Harus Penuhi Syarat Ini

Firman menilai gaya hidup flexing atau mempertontonkan gaya hidup mewah ini tentunya akan berdampak.

Masyarakat dibuai kehidupan para crazy rich sehingga mau ikut berinvestasi, tanpa berpikir jangka panjang.

"Flexing ini tujuan akhirnya mempengaruhi orang agar mau berinvestasi di sebuah investasi yang belum jelas. Apakah benar-benar dalam jangka panjang menguntungkan," ujarnya.

Baca Juga: Mundur dari Bursa Calon Presiden 2024, Berikut Ini Profil H. Giring Ganesha Djumaryo

Baca Juga: Pemain 'Protes' di Medsos Tentang Jalan Cerita Sinetron yang Dimainkannya, Mulai Amanda Manopo Hingga Evan Mar

"Daya kritis masyakarat itu dimatikan, mereka dialihkan untuk melihat hasilnya. Anda tidak usah berfikir panjang dan banyak pertimbangan, ini anak muda telah menikmati kehidupan luar biasa. Ini bahayanya akan melenakan orang untuk menghilangkan kewaspadaan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Firman juga mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam bersosial media.

Publik juga harus pintar memilah konten-konten yang baik.

"Dengan berbagai macam perkembangan, media sosial ini sangat canggih untuk mempengaruhi publik. Jadi disarankan agar publik lebih bijak, karena apa yang dilihat belum tentu sama dengan kenyataannya. Kata kuncinya, perlu berhati-hati dalam menyikapi konten-konten di media sosial," tuturnya. ***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah