Kenapa Orang Tidak Bisa Berhenti Judi Secara Psikologi?

- 3 Oktober 2023, 22:04 WIB
Kenapa Orang Tidak Bisa Berhenti Judi Secara Psikologi?
Kenapa Orang Tidak Bisa Berhenti Judi Secara Psikologi? /

BERITA KBB - Judi online adalah salah satu bentuk permainan yang menggunakan uang sebagai taruhan. Meskipun banyak orang yang menyadari bahwa judi online memiliki banyak risiko dan dampak negatif, tetapi masih ada juga yang terus melakukannya. Bahkan, ada yang sampai kecanduan dan tidak bisa berhenti berjudi. Lalu, apa yang menyebabkan orang tidak bisa berhenti judi secara psikologi?

 

Menurut Mark Griffiths, seorang psikolog di Nottingham Trent University yang spesialisasinya adalah perilaku kecanduan, penjudi punya banyak motivasi atas kebiasaan mereka itu1. Dalam survei terhadap 5.500 penjudi, prospek untuk “memenangkan uang banyak” adalah faktor terkuat. Selain itu, ada juga faktor lain seperti kesenangan, hiburan, pengalihan dari masalah, tantangan, dan status sosial.

 

Griffiths menjelaskan bahwa judi online dapat memicu pelepasan dopamin, sebuah hormon yang berkaitan dengan rasa senang dan puas, di otak. Dopamin ini dapat membuat penjudi merasa euforia dan ingin terus berjudi untuk mendapatkan sensasi tersebut. Namun, efeknya hanya sementara dan penjudi akan merasa kecewa dan stres jika kalah. Untuk menghilangkan perasaan negatif ini, penjudi akan mencoba lagi dan berharap menang. Siklus ini terus berulang dan membentuk kecanduan.

 

Apa itu Kecanduan Judi Online?

Kecanduan judi online adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak bisa mengendalikan diri untuk berhenti berjudi, meskipun sudah menyadari bahwa permainan tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Orang yang kecanduan judi online akan menghabiskan banyak waktu, uang, dan energi untuk bermain judi, dan mengabaikan aspek-aspek penting dalam hidupnya, seperti pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan hobi.

 Baca Juga: Amerika Serikat dan China Bersitegang, Siapa yang Diuntungkan?

Kecanduan judi online termasuk dalam gangguan mental yang disebut gambling disorder atau gambling addiction. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), gambling disorder adalah suatu gangguan perilaku impulsif yang ditandai oleh empat atau lebih kriteria berikut dalam kurun waktu 12 bulan:

1.    Perlu meningkatkan jumlah taruhan untuk mendapatkan sensasi yang sama.

2.    Merasa gelisah atau mudah marah ketika mencoba mengurangi atau berhenti berjudi.

3.    Berulang kali gagal mengurangi atau berhenti berjudi.

4.    Sering memikirkan judi, seperti merencanakan cara bermain, mengingat pengalaman berjudi, atau mencari cara mendapatkan uang untuk berjudi.

5.    Sering berjudi ketika merasa stres, bosan, sedih, atau kesepian.

6.    Sering berjudi untuk menutupi atau mengatasi kerugian sebelumnya.

7.    Berbohong kepada keluarga, teman, atau profesional kesehatan tentang tingkat keterlibatan dalam judi.

8.    Membahayakan atau kehilangan hubungan, pekerjaan, atau peluang karir karena judi.

9.    Mengandalkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah keuangan yang disebabkan oleh judi.

 Baca Juga: Mulai Beroperasi, Gibrik Mini Bantu Pengolahan Sampah di TPS lebih Efektif

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kecanduan Judi Online

Tidak ada satu faktor tunggal yang bisa menjelaskan mengapa seseorang menjadi kecanduan judi online. Kecanduan judi online dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik biologis, psikologis, maupun sosial. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kecanduan judi online:

 

Faktor biologis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang berperan dalam kecanduan judi online. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kecanduan, baik judi, alkohol, atau narkoba, cenderung lebih rentan untuk mengalami kecanduan judi online. Selain itu, ada juga faktor neurobiologis yang terlibat dalam kecanduan judi online. Saat berjudi, otak akan melepaskan zat kimia yang disebut dopamin, yang memberikan sensasi senang dan puas. Dopamin ini bisa membuat orang ingin berjudi lagi untuk mendapatkan sensasi yang sama. Namun, lama-kelamaan, otak akan kehilangan sensitivitas terhadap dopamin, sehingga orang harus berjudi dengan jumlah yang lebih besar atau lebih sering untuk mendapatkan efek yang sama.

 

Faktor psikologis

Beberapa kondisi psikologis yang bisa memicu kecanduan judi online adalah stres, depresi, kecemasan, bipolar, ADHD, OCD, dan PTSD. Orang yang mengalami kondisi psikologis ini mungkin berjudi sebagai cara untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah atau perasaan yang tidak menyenangkan. Judi online bisa menjadi sumber hiburan, relaksasi, atau penghargaan bagi mereka. Namun, judi online juga bisa menjadi sumber masalah baru, seperti utang, konflik, atau rasa bersalah, yang bisa memperburuk kondisi psikologis mereka. Selain itu, ada juga faktor psikologis lain yang bisa mempengaruhi kecanduan judi online, seperti motivasi, persepsi, kognisi, emosi, dan kepribadian. Misalnya, orang yang memiliki motivasi untuk mencari sensasi, persepsi yang tidak realistis tentang kemungkinan menang, kognisi yang terdistorsi oleh kesalahan berpikir, emosi yang tidak stabil, atau kepribadian yang impulsif, kompulsif, atau anti sosial, cenderung lebih mudah terjerumus dalam kecanduan judi online.

 

Faktor sosial

Lingkungan dan pergaulan juga berpengaruh dalam kecanduan judi online. Orang yang hidup di lingkungan yang mendukung atau memfasilitasi judi online, seperti adanya akses mudah ke internet, situs judi online, atau tempat judi, cenderung lebih sering berjudi online. Orang yang bergaul dengan orang-orang yang berjudi online, baik keluarga, teman, atau rekan kerja, juga cenderung lebih terpengaruh untuk berjudi online. Orang yang berjudi online mungkin merasa bahwa judi online adalah hal yang normal, menyenangkan, atau menguntungkan. Mereka juga mungkin merasa bahwa judi online adalah cara untuk bersosialisasi, berbagi pengalaman, atau bersaing dengan orang lain.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah