Penemuan Fosil yang menakjubkan : Cumi-Cumi Purba Sempat Memakan Krustasea Saat Dimakan oleh Ikan Hiu

16 Mei 2021, 19:46 WIB
Cumi- cumi purba masih sempat makan saat sedang di makan ikan paus /The Roaring Earth /

BERITA KBB- Sebuah penemuan yang dibuat lebih dari 50 tahun yang lalu oleh seorang pengumpul fosil ternyata merupakan penemuan yang sangat luar biasa.

Seekor fosil cumi-cumi purba ditemukan dalam posisi memakan krustasea saat digigit oleh ikan hiu.

Fosil ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970 oleh kolektor amatir Dieter Weber di Posidonia Shale (juga dikenal sebagai Formasi Posidonienschiefer) di Jerman bagian selatan.

Baca Juga: Wisatawan dan Pengelola Destinasi Wisata Harus Sama-sama Taat Prokes

Seorang ahli paleontologi kemudian menemukan spesimen berusia 180 juta tahun itu saat mengunjungi koleksi pribadi kolektor.

Ia melihat nilainya, lalu segera mengatur agar State Museum of Natural History Stuttgart membelinya untuk dipelajari.

Lengan Belemnite memegang krustasea.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Swiss Journal of Palaeontology, para peneliti menggambarkan cumi-cumi purba (disebut belemnite) sedang menggigit krustasea mirip lobster ketika tiba-tiba digigit oleh predator yang jauh lebih besar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan 17-23 Mei 2021 untuk Leo dan Virgo: Ada yang Mengagumi, Ada Juga yang Merendahkan

Sebagian besar bagian lunak [belemnite] hilang sementara mahkota lengan adalah salah satu yang terawetkan terbaik yang diketahui, lengannya memeluk exuvia dari krustasea.

Smentara para peneliti tidak dapat sepenuhnya yakin, kemungkinan gigitan itu disebabkan oleh hiu Jura Awal Hybodus hauffianus.

Ini luar biasa, karena menginformasikan tentang perilaku cephalopoda dan predator vertebrata.

Baca Juga: Pasca-Lebaran, Curug Malela di Bandung Barat Dicemari Sampah

Setelah gigitan mematikan, baik belemnite dan krustasea tenggelam ke dasar laut di mana mereka tetap terbungkus sedimen selama hampir 200 juta tahun.

Ilustrasi fosil.

Para peneliti menjuluki harta langka ini sebagai "sisa-sisa yang punah".

Mereka juga menggambarkannya sebagai sisa makanan yang telah hilang - atau "sisa" untuk alasan yang tidak diketahui selama serangan predator, dikutip BERITA KBB dari laman Roaring Earth pada Minggu, 16 Mei 2021. ***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Roaring Earth

Tags

Terkini

Terpopuler