Network
BERITA KBB- Saat ini Indonesia sedang mengalami kenaikan harga BBM. Fenomena ini membuat masyarakat lakukan aksi penolakan dengan menggelar demo disejumlah wilayah.
Keputusan menaikkan harga BBM ini mencapai angka yang terbilang mahal, bahkan mencapai nominal belasan ribu rupiah. Nominal tersebut tentu mendapati protes dari masyarakat.
Sebab, penghasilan mereka tak sebanding dengan pengeluaran besar terutama untuk membeli bahan bakar minyak alias BBM.
Baca Juga: Daftar Pemain FTV Ketika Cinta Sebulat Cilok, Ada Rendy Kjaernett dan Marsha Aruan
Perlu di ketahui, jika kebutuhan BBM itu bukan untuk satu kali pengisian kendaraan yang digunakan, melainkan tidak terbatas waktu.
Apabila harga melonjak, otomatis pengeluaran biaya untuk membeli beberapa liter bahan bakar perlu membutuhkan uang banyak.
Dari kondisi inilah, sejumlah partai buruh begitupun seluruh kalangan masyarakat terutama tingkat ekonomi menengah ke bawah. Sangat menolak kebijakan naiknya harga BBM ini.
Baca Juga: Link Pembelian Dan Harga Tiket Nonton PSIS Semarang vs Persikabo 1973 Di Stadion Jatidiri, Semarang
Bahkan, dari berbagai sumber banyak informasi yang mengatakan perbandingan harga BBM di Malaysia jauh lebih murah daripada Indonesia.
Harga jenis BBM RON 95 di Malaysia hanya di tarif Rp 6.184, ditambah kualitas BBM ini lebih bagus dari pertamax.
Sementara di Indonesia, kenaikan harga BBM terjadi pada seluruh jenis BBM mulai dari pertalite, pertamax, solar dan bahan bakar jenis lainnya.
Baca Juga: Download Lagu MP3 Gratis Dan Praktis Pakai MP3Juice Dicari, Unduh Musik Legal Tanpa Stafaband atau Gudang Lagu
Tak di pungkiri, semua SPBU mematok harga seragam sesuai dengan yang di Instruksikan pemerintah.
Adapun, fakta murahnya BBM di Malaysia disampaikan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute yakni Komaidi Notonegoro bahwa harga BBM di Malaysia dapat terus dipertahankan meskipun ada kenaikan harga minyak.
Hal ini disebabkan karena Malaysia berhasil menerapkan subsidi secara besar-besaran di negaranya.
"Fokus Malaysia dengan kita berbeda. Mereka fokus pertumbuhan sehingga memberikan subsidi yang besar," ujarnya.***
