Profesor Yale Sarankan Hal Mengerikan Ini untuk Atasi Masalah Populasi Lansia di Jepang

- 16 Februari 2023, 13:53 WIB
Profesor Yale Sarankan Bunuh Diri Massal untuk Atasi Masalah Populasi Lansia di Jepang
Profesor Yale Sarankan Bunuh Diri Massal untuk Atasi Masalah Populasi Lansia di Jepang /Youtube/KHOU/

 

Berita KBB – Yusuke Narita asisten ekonomi di Yale – Amerika dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa, cara menghadapi beban masyarakat Jepang yang menua dengan cepat adalah dengan mengambil bagian untuk melakukan “seppuku”, bunuh diri massal bagi para lansia.

Seppuku sendiri adalah suatu bentuk ritual mengeluarkan isi perut yang merupakan kode di antara samurai yang tidak dihormati di abad ke-19. Ini juga dikenal sebagai bentuk hukuman mati.

Yusuke mengatakan kepada New York Times, "Saya merasa satu-satunya solusi sudah cukup jelas," katanya dalam sebuah program berita daring pada tahun 2021.

Baca Juga: Sinopsis Suami Pengganti Hari Ini Kamis 16 Februari 2023: Dinda Menduga Saka Temui Ariana Dibelangkanya

"Pada akhirnya, bukankah itu adalah bunuh diri massal dan 'seppuku' massal bagi para lansia?" lanjut Yusuke.

Pernyataan itu kemudian memicu kemarahan publik karena menyarankan penduduk “senior” Jepang mengambil bagian dalam bunuh diri massal untuk mendorong generasi muda menggantikan posisi mereka dalam kepemimpinan di berbagai aspek masyarakat, seperti bisnis dan politik.

Meski dia mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah dikutip tanpa konteks, Yusuke mengakui jika eutanasia dapat menjadi solusi wajib di masa depan.

Dengan angka kelahiran yang rendah di Jepang sekaligus menjadi negara dengan utang publik terbanyak di dunia, para pembuat kebijakan negeri tersebut semakin khawatir menghadapi pendanaan kewajiban pensiun yang terus meningkat.

Baca Juga: Polri Pertimbangkan Status Justice Collaborator Bharada E,Propam Polri Kini Jadwalkan Sidang Kode Etik Richard

Pernyataan Yusuke juga disebut membangkitkan sentimen publik pada upaya pemerintah Jepang pada tahun 1948, ketika Jepang mengeluarkan undang-undang eugenika di mana para dokter secara paksa mensterilkan ribuan orang yang menderita cacat intelektual, penyakit mental, atau kelainan genetik.

Akibat dari gelombang kecaman yang datang, dia mengakui bahwa perkataan tersebut dimaksudkan sebagai metafora tentang bagaimana generasi yang lebih tua harus dihapuskan dan telah memperhalus bahasanya.

Tetapi, sebuah survei di tahun 2021 menunjukkan bahwa publik Jepang mendukung eutanasia sukarela, bahkan salah satu politisi Partai Demokratik Liberal di negara tersebut menyarankan agar orang-orang tua cepat mati.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah