"Banyak berita baik yang mau saya bagikan, pertama beberapa jam yang lalu, saya menemani Presiden Joko Widodo untuk memulai _groundbreaking_ untuk USD1,1 miliar untuk pabrik baterai listrik yang pertama dan terbesar di Asia," katanya.
Baca Juga: Pemprov Jabar Dorong Peneliti dan Mahasiswa Riset Kendaraan Listrik untuk Standarisasi Pembuatannya
"Ini akan dilakukan dua tahun jadi mudah-mudahan pada tahun 2023 Indonesia akan memproduksi baterai listrik sendiri untuk EV (_electricity vehicle_)," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Nottingham of University Professor Shearer West CBE menekankan sebagai sebuah universitas global menyambut baik kerja dengan Pemda Prov Jabar. Ini adalah bagian upaya bersama menyelesaikan masalah terbesar dunia yakni perubahan iklim.
Dibekali riset berkelas dunia dari tiga kampusnya, Universitas Nottingham memiliki sumber daya riset yang dapat membantu Jabar mengembangkan infrastruktur kendaraan listriknya.
Baca Juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara Dibangun di Karawang, Jawa Barat
Awal tahun ini proyek Global Challenge Research Fund oleh Nottingham yang dikepalai oleh Dr Bagus Muljadi berkolaborasi dengan Jabar, telah membantu mendesain dan mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu juga membantu meningkatkan pengertian akan batasan dan target reduksi karbon melalui adopsi kendaraan listrik.
Pada bulan Agustus, Nottingham berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan menyusun rekomendasi kebijakan terkait regulasi keamanan berkendaraan listrik.
"Nottingham akan terus berkolaborasi dengan Jawa Barat dalam mengembangkan program pelatihan, dan _capacity building_ yang dapat mendukung reduksi emisi karbon di sektor transportasi," ucapnya.
Baca Juga: Kembangkan Mesin Pengolah Sampah Ramah Lingkungan, UPI Klaim Tidak Gunakan Listrik