Network
BERITA KBB - Kalau kamu tidak berjodoh dengan orang yang kamu cintai telah dijelaskan oleh Ustadz Hilman Fauzi.
"Kalau kamu tidak berjodoh dengan orang yang kamu cintai, nggak usah khawatir, karena tulang rusuk tidak akan pernah tertukar dengan pemiliknya."
Ustadz Hilman Fauzi menyampaikan kalau tiap orang tentu memiliki jodoh.
Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran 25 Desember 2021, Pangeran Berhasil Dicelakai Risky saat Honeymoon
Baca Juga: Dermawan! IU Memberikan Donasi Sebesar Rp. 2,3 Miliar di Penghujung tahun 2021
"Kalau tidak berjodoh di dunia, mungkin di surga," kata Ustadz Hilman dalam ceramahnya.
Menurut Ustadz Hilman Fauzi, dalam urusan jodoh kita dihimbau untuk senantiasa melibatkan Allah.
"Biasanya kan manusia selalu mengedepankan logika? Bukankah begitu? Iya, misalkan menikah karena ketampanannya, karena kecantikannya, karena kedudukannya."
Baca Juga: Wynne Alumni MasterChef Indonesia Sudah Tidak Mau Menjadi Chef, Ada Apa?
Baca Juga: SHIN Tae Yong Optimis Indonesia Menang dan Minta Anak Asuhnya Waspadai 4 Pemain Singapura Ini
Menurut Ustadz Hilman Fauzi menjadikan hanya mata logika untuk memilih jodoh itu salah.
Yang terbaik adalah berniat menikah untuk tujuan ibadah.
"Bahwa aku ingin menikah, untuk segera mendapatkan tempat terindah. Untuk lebih menyempurnakan ibadah," jelas Ustadz Hilman.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hubungan Asmara Gemini, Cancer, dan Leo Besok Minggu 26 Desember 2021
Baca Juga: Skill Marketing dari Kecil, Bocah SD Jual Gambar di E Commerce
Makin Allah dilibatkan, makin kenceng niatnya, makin baik niatnya. Menurut Ustadz Hilman Fauzi, maka pertolongan Allah segera datang.
Selain itu Ustadz Hilman Fauzi juga bertanya kepada jamaah, "Ikhtiar itu tugas kita atau tugas Allah?"
"Jadi buat temen-temen yang sedang ikhtiar. Ikhtiar lah yang kuat. Ikhtiarlah yang terbaik," kata ustadz Hilman.
Ustadz Hilman juga berkata kalau hasil itu adalah hak Allah, tugasnya Allah. Maka kita tidak perlu khawatir akan hasil.
Sementara tawakal bagi Ustadz Hilman Fauzi ada 3 versi, yaitu:
Bersikap tawakal di awal ikhtiar, di tengah, dan di akhir setelah berusaha sebaik-baiknya.
Etika bersikap tawakal dimulai sejak hendak memulai usaha, saat melakukan usaha, dan saat menunggu hasil dari suatu ikhtiar atau usaha tadi.
Jadi misalkan kamu tidak berjodoh dengan orang yang kamu cintai, tidak perlu khawatir, karena itu memang bukan dalam wilayah kita sebagai manusia atau hamba.
Serahkan semuanya kepada Allah tentang hasil. Itu adalah tugas Allah.***
