Dianjurkan Untuk Makan Terlebih Dahulu, Inilah Niat Hingga Tata Cara Shalat Idul Fitri!

- 20 April 2023, 11:15 WIB
Dianjurkan Untuk Makan Terlebih Dahulu, Inilah Niat Hingga Tata Cara Shalat Idul Fitri!
Dianjurkan Untuk Makan Terlebih Dahulu, Inilah Niat Hingga Tata Cara Shalat Idul Fitri! /Pixabay/Mostafa Meraji
 
 
BERITA KBB - Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkad yaitu salat yang sangat dianjurkan dan ditekankan.
 
Dikutip dari NU ONLINE, shalat Idul Fitri dilaksanakan oleh Rasulullah SAW setiap tahun. Pertama kali beliau mendirikannya adalah pada tahun kedua sejak hijrah ke Madinah, pada tahun di mana perintah kewajiban puasa Ramadan turun di bulan Sya’ban (Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 39).
 
Berikut bacaan niat Shalat Idul Fitri lengkap dengan terjemahannya. Panduan dan tata cara Shalat Idul Fitri beserta sunnah yang dianjurkan dikerjakan sebelum mengerjakan Salat Id di hari raya lebaran.
 
 
Shalat ini dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah, sebagaimana sebuah hadis dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahuanhu: 
 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ
 
Artinya: Rasulullah SAW keluar (untuk melaksanakan salat) pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju tanah lapang, maka yang pertama kali Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan adalah shalat ’Îd, kamudian setelah selesai Beliau berdiri (untuk berkhotbah) di hadapan kaum muslimin dan mereka (tetap) duduk di shaf-shaf mereka …
 
Sunnah yang dianjurkan selanjutnya adalah mandi terlebih dahulu, menyucikan diri di hari yang suci sebelum berangkat menuju masjid atau lapangan untuk melaksanakan salat Idul Fitri, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma:
 
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
 
Artinya: Dari Nafi', ia berkata bahwa Abdullah bin Umar biasa mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Muwatho’ 426. An Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)
 
Sebelum salat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
 
Shalat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi‘ah", tanpa azan dan iqamah.
 
Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi;
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لله تعالى
 
“Aku berniat salat sunah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
 
Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
 
Membaca takbir sebanyak 7 kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
 
 
Membaca surah al-Fatihah, diteruskan dengan membaca surah yang pendek dari Al-Qur'an.
 
Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
 
Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunahkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
 
Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran. 
 
Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam. 
 
Setelah salam, disunahkan mendengarkan khotbah Idul Fitri.
 
Khotbah ‘Id hukumnya sunah yang merupakan kesempurnaan salat Idulfitri. 
 
Khotbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khotbah, dilaksanakan dengan berdiri, dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
 
Khotbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khotbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
 
Khotbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 
Membaca takbir sebanyak sembilan kali
 
Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
 
Membaca selawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
 
Berwasiat tentang takwa.
 
Membaca ayat Al-Qur'an
 
Khotbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 
Membaca takbir sebanyak tujuh kali
 
Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
 
Membaca selawat nabi SAW, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
 
Berwasiat tentang takwa.
 
Mendoakan kaum muslimin
 
Dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu, ulama Wahbah al-Zuhayli menjelaskan lebih detail mengenai waktu pelaksanaan salat Idul Fitri, yaitu pada setengah jam setelah terbit matahari hingga sesaat sebelum tergelincirnya matahari ketika zuhur.
 
 
Umat muslim dianjurkan untuk menggunakan rute yang berbeda saat berangkat dan saat pulang dari tempat Salat Idul Fitri, sebagaimana disebutkan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Ghuniyatul Thalibin. Ia mengatakan:
 
ويستحب إذا خرج المؤمن إلى صلاة العيد في طريق أن يرجع في طريق أخرى لما روى ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم أخذ يوم العيد في طريق ورجع في طريق أخرى
 
Artinya: Orang Mukmin dianjurkan pergi dan pulang dari salat id dari jalan yang berbeda karena Ibnu Umar menyatakan bahwa Nabi SAW pergi dan pulang salat id dari jalan yang berbeda.”
 
Membaca takbir sebelum dan di hari raya Idul Fitri sangat dianjurkan dikerjakan bagi umat Muslim. Hal ini sebagaimana perintah Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam haditsnya mengatakan agar umat Islam memperbanyak membaca takbir
 
زينوا اعيادكم بالتكبير
 
"Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir.
 
"Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah:
 
اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما
 
"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
 
Sebelum berangkat melaksanakan salat Idul Fitri kita dianjurkan untuk makan terlebih dahulu, sebagaimana sebuah hadis dari Anas bin Malik Ra, ia berkata, "Rasulullah SAW biasanya tidak berangkat menuju pelaksanaan salat Idul Fitri hingga beliau makan beberapa biji kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dalam jumlah ganjil." (HR Bukhari, Ahmad). 
 
Karena itu, dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebagai tanda bahwa pada tanggal 1 Syawal kita sudah tak berpuasa. 
 
Disunnahkan untuk mengonsumsi kurma dengan jumlah ganjil.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x