BERITA KBB – Sebagaimana diketahui bahwa almarhum mahasiswi bernama Novia Widyasari telah menghebohkan jagat maya.
Pasalnya, Novia Widyasari diduga melakukan bunuh diri dan meninggal di depan pusara ayahnya karena depresi dengan kondisi berbadan dua.
Tiba-tiba beredar video dari mendiang ibu Novia Widyasari yang meminta maaf atas sikap dari sang anak.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Desember 2021, Aldebaran Tidak Pulang ke Rumah, Ada Apa?
Selain itu, ibu Novia Widyasari mengatakan jika kasus ini jangan dibesar-besarkan di Twitter atau di media sosial manapun.
Lebih lanjut, Ibu Novia Widyasari menjelaskan jika anaknya memang benar mengalami depresi dan pernah dibawa ke RSJ pada tanggal 29 November 2021.
Selain video yang beredar jika sang ibu Novia Widyasari meminta maaf, beredar pula permohonan kepada surat pernyataan dari sang ibu kepada Kapolres Mojokerto.
Dalam isi surat pernyataan permohonan itu berisi:
- Jika Novia Widyasari mengalami depresi setelah sang ayah meninggal dunia 3 bulan yang lalu
- Depresi jika kuliahnya sudah masuk semester 10 tapi belum kunjung wisuda
- Pernah diperiksa ke RSJ dan meminum obat secara rutin
- Depresi karena hubungan asmara dengan sang pacar putus
- Depresi memuncak hingga melakukan bunuh diri tanpa sepengetahuan keluarga, dan sebelumnya pernah mau melakukan tetapi ketahuan
Oleh karena itu, ibu dari Novia Widyasari meminta Kapolres Mojokerto untuk tidak melakukan autopsi baik di luar maupun di dalam rumah sakit.
Baca Juga: PROFIL Irene Agustine, Seorang DJ yang Pernah Bernasib Sama dengan Korban Pemerkosaan NW
Salah satu warganet yang melihat video serta surat yang beredar dari sang ibu Novia Widyasari ini, merasa janggal dan aneh.
Dilansir BERITA KBB dari laman Instagram dr. Gia Pratama pada tanggal 6 Desember 2021 menyatakan konslet.
“Menyatakan bahwa anaknya bunuh diri tapi juga mengatakan menerima bahwa anaknya meninggal secara wajar. Konslet.”tulis dr. Gia Pratama
Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran 6 Desember 2021, Pangeran Selamat dan Akhirnya Ketemu Putri
Selain itu, dr. Gia Pratama mempertanyakan depresi seorang anak perempuan jika dihamili hingga bunuh diri adalah hal wajar.
“Kalau kita punya anak perempuan, dipacari, tdk dinikahi, dihamili, dipaksa aborsi, sampai jatuh depresi sampai akhirnya bunuh diri. apakah kita akan mau bilang kematian anak perempuan kita kematian yg wajar?” tulsinya. ***