Network
BERITA KBB- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 beberapa waktu lalu menetapkan sejumlah syarat bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Bali. Salah satunya adalah menyertakan surat tes polymere chain reaction (PCR) dengan hasil negatif.
Keputusan ini dibuat mengingat angka positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi, sementara masyarakat banyak yang ingin bepergian.
Akan tetapi, keputusan tersebut banyak menuai kritik lantaran dinilai terlalu terburu-buru, tepat saat menghadapi hari libur. Tak hanya itu, tes PCR bagi sebagian orang dirasa memberatkan karena biayanya.
Baca Juga: TIDAK TAYANG 2 Hari, Anak Band Kembali Tayang 2 Januari 2021, Apakah Bakal Segera Tamat?
Salah satu kritik disampaikan oleh pengusaha asal Bandung, Mardigu Wowiek atau akrab disapa Bossman Mardigu melaui akun Instagram pribadinya @mardiguwp yang diunggah pada 30 Desember 2020.
Mardigu menyebutkan bahwa pengumuman dari pemerintah terakit tes PCR terlihat mendadak. Akibatnya, kata dia, banyak traveler atau pelancong menunda perjalanannya.
“Untuk liburan terutama ke Bali memerlukan PCR H-2 atau hari H minus 2 hari harus di test negatif covid, di mana keputusan tersebut keluar hanya selang 3 hari dari masa liburan, hal ini membuat lebih dari 40% traveler meng cancel perjalanan liburan ke Bali,” kata Mardigu.
Baca Juga: Sinopsis Samudra Cinta Kamis 31 Desember, Samudra dan Cinta Berdebat di Rumah Sakit, Ada Apa?
Dengan adanya syarat ini, yang membuat banyak pelancong menunda perjalanan, biaya libuaran akan semakin membengkak. Imbasnya, lanjut Mardigu, Bali pun akan kehilangan ‘tamu’nya. Meski ia paham bahwa ini adalah upaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19, efek terhadap ekonomi pun tak main-main.
