Sebut Pidato Jokowi Soal 'Bipang Ambawang' Tak Masuk Akal, Said Didu: Jangan Tertipu Lagi

- 8 Mei 2021, 21:30 WIB
Video pidato Presiden Jokowi yang menyebut Bipang Ambawang sebagai oleh-oleh saat lebaran tuai beragam tanggapan.
Video pidato Presiden Jokowi yang menyebut Bipang Ambawang sebagai oleh-oleh saat lebaran tuai beragam tanggapan. /Tangkapan Layar Twitter/@bosstemlen

BERITA KBB - Pidato Presiden Jokowi yang diunggah di kanal YouTube Kementrian Perdagangan pada 5 Mei 2021 membuat publik heboh.

Awalnya, dalam video itu Jokowi menyarankan agar masyarakat yang rindu dengan masakan daerahnya saat Idul Fitri bisa membeli secara online.

Presiden Jokowi lantas menyebutkan beberapa makanan khas daerah di Indonesia, salah satunya adalah Bipang Ambawang.

Baca Juga: Ingin Tempat Tinggal Anda Beraroma Harum Tanpa Penyegar Udara? Letakkan 6 Tanaman Hias Ini di Rumah

Pernyataan Presiden Jokowi tersebutlah yang menimbulkan polemik. Pasalnya Bipang Ambawang adalah makanan khas Kalimantan yang berbahan dasar babi dan tidak seharusnya disajikan saat lebaran.

Kehebohan soal pidato Jokowi itu pun membuat Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu ikut berkomentar melalui akun Twitter miliknya.

Said Didu dalam pernyataannya mengingatkan publik untuk tidak terkecoh dan tertipu dengan isu tersebut.

 Baca Juga: Atasi Masalah THR, Kemnaker Kumpulkan Kadisnaker se-Indonesia

"Jangan tertipu lagi," kata Said Didu dikutip dari Pikiranrakyat-Depok dalam artikel berjudul Minta Publik Tak Terkecoh dengan Pidato 'Bipang', Said Didu Sengaja untuk Alihkan Perhatian dari Isu Sensitif

Said Didu pun menilai jika pidato Jokowi soal bipang tak masuk akal dan sengaja dibuat untuk mengalihkan perhatian publik, dari berbagai isu sensitif yang sedang berkembang.

"Tidak masuk akal pidato "bipang" tdk sengaja dibuat utk alihkan perhatian tdhp isu sensitif," ucapnya. 

Baca Juga: Viral Video Tampar Imam Saat Sholat, Tersangka DI Sedang Menjalani Perawatan Gangguan Jiwa

Beberapa isu sensitif yang diduga tengah ditutupi oleh isu bipang menurutnya adalah soal tenaga kerja asing (TKA) asal China yang dengan bebas masuk ke Indonesia. 

Kemudian isu lain yang tak kalah sensitif, lanjut dia, adalah soal tes wawasan kebangasaan (TWK) pada para pegawai KPK yang menyinggung umat Islam.

"isu sensitif) berupa : 1) TKA China bebas masuk smtr rakyat dilarang bergerak, dan 2) saat isu test kebangsaan pegawai KPK yg sangat melukai perasaan umat islam," ujar Said Didu menjelaskan.***

Editor: Asep Budiman

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah