Baca Juga: 3 Top Gainers Saham Paling Cuan Senin 21 Februari 2022, GZCO Melesat ke Langit
Menurut dia, ia merasa lebih masuk akal untuk lanjut naik kelas ke jenjang karier politik yang lebih tinggi seperti Gubernur apabila sudah menyelesaikan tugasnya dalam menangani permasalahan yang ada di Kota Bogor.
“Rasanya akan lebih pas, lebih logic buat naik kelas kalau PR-nya beres. Karena kalau PR-nya tidak beres akan susah untuk didorong naik kelas,” kata Bima Arya.
Seperti diketahui, sejak dilantik menjadi Wali Kota Bogor pada April 2014, Bima Arya Sugiarto sudah dihadapkan dengan masalah penataan transportasi di kota hujan itu.
Baca Juga: Australia Buka Border Kunjungan Internasional, Morrison: ' Penantian Sudah Berakhir''
Baca Juga: Hujan Es Di Iklim Tropis? Berikut Ini Penjelasannya
Dalam menangani masalah tersebut, Wali Kota yang senang bersepeda ini menyatakan telah mencoba mengatasinya dengan cara membuat badan hukum khusus untuk transportasi tersebut.
"Mengapa angkot suka ngetem, suka berhenti sembarangan? Karena mereka mengejar setoran. Mereka tidak digaji, sehingga penghasilannya tergantung jumlah penumpang. Nah, supaya angkot bisa diatur, angkot itu harus ada badan hukumnya," jelasnya.
Solusi yang dibuat Bima Arya saat menjabat sebagai Wali Kota Bogor dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan membuat badan hukum untuk angkot, sehingga tidak ada lagi angkot yang dimiliki pribadi.