Tips Untuk Terhindar Dari Investasi Bodong Menurut Renald Khasali

- 20 Juli 2022, 11:28 WIB
Ilustrasi Investasi Bodong
Ilustrasi Investasi Bodong /pikiran-rakyat.com/
 
 
BERITA KBB - Penipuan yang dilakukan oleh beberapa oknum dengan mengatasnamakan trading, padahal hanya kedok dari sebuah sistem perjudian.
 
Penipuan yang terjadi biasanya menggunakan aplikasi binary option yang sangat populer, atau kasus robot trading yang merugikan banyak anggotanya.
 
Praktisi ekonomi sekaligus Guru Besar FEB UI Rhenald Kasali membagikan tips agar terhindar dari investasi bodong.
 
 
1. Jangan Mudah Tergiur dengan Kemewahan di Media Sosial
 
Banyak orang yang tergiur dengan penampilan para figur publik atau kemolekan seseorang dengan apa yang dipakainya, apa yang dimilikinya, hingga bagaimana pergaulan mereka dengan lingkungannya.
 
Ketika para endorser menawarkan produk yang sebenarnya tidak kita pahami, kita justru membelinya.
 
Parahnya, kita merasa bahwa jika dia bisa, tentunya kita pun bisa. Berlindung di balik ketidaktahuan atas kebisaan orang lain.
 
Ujungnya, kita kehilangan segalanya dan menyalahkan realita atas tindakan yang sebenarnya masih bisa kita kendalikan di awal. Kita masuk ke dalam apa yang dinamakan flexing trap.
 
Menurut Profesor Rhenald Kasali, flexing trap adalah jebakan melalui cara berbohong baik dari penampilan atau kepemilikan suatu aset. Tentunya ini bertujuan agar masyarakat tergiur.
 
 
Setelah tergiur, akan lebih mudah menarik minat masyarakat untuk berinvestasi. Fenoma flexing trap juga difilmkan dalam film yang berjudul The Tinder Swindler. Sebuah film dokumenter berdasarkan kisah nyata yang diperankan oleh Simon Leviev.
 
Film ini berkisah tentang penipuan berkedok penampilan mewah dimedsos hingga mampu meraup 10 juta dollar AS dari para wanita yang ditipunya melalui aplikasi kencan Tinder.
 
2. Perkuat Literasi Keuangan
Raymond Chin (founder dari Ternak Uang) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia kehilangan Rp117 triliun dari investasi bodong. Investasi yang tidak jelas perhitungannya. Investasi yang diiming-imingi profit besar dengan jumlah yang tidak masuk akal.
 
Parahnya, masyarakat kita percaya dan berujung pada kerugian materi yang bisa sangat berdampak secara psikologis, bukan saja materi.
 
Tentunya, pendidikan keuangan dan literasi tentang inklusi keuangan sangat penting untuk diajarkan kepada masyarakat kita. Masyarakat perlu teredukasi akan pentingnya pengelolaan keuangan berbasis tingkat risiko.
 
3. Kehadiran Undang-Undang
 
Perlu ada aturan tegas dari pemerintah bukan hanya soal penindakan kepada oknum-oknum yang terlibat dalam skema bodong, namun juga perihal antisipasi.
 
Antisipasi terhadap aplikasi atau perusahaan-perusahaan yang menawarkan skema yang dapat menjerumuskan masyarakat untuk kehilangan banyak aset dan materi.
 
***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: tirto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x