Tentara tersebut segera melapor kepada atasannya, "Pengawal Jenderal Panjaitan ditawan."
Meskipun waktu itu masih remang-remang, di dalam tenda Sukitman sempat mengamati keadaan sekelilingnya.
Ia melihat orang yang telentang mandi darah, ada juga yang duduk di kursi sambil bersimbah darah segar.
Seseorang memerintahkan si tentara tadi, yang kemudian diketahui namanya Lettu Dul Arief, agar Sukitman ditawan di depan rumah.
Begitu hari terang, dari jarak sekitar 10 m Sukitman bisa melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, "Ganyang kabir, ganyang kabir!"
Baca Juga: Kata Mutiara Untuk Menyambut Maulid Nabi Muhammad tahun 2022 Cocok Untuk Dishare di Media Sosial
Sukitman sempat melihat seorang tawanan yang masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya, mampir sejenak ke tempatnya ditahan.
Sukitman menyaksikan sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sembari berteriak "Ganyang kabir, ganyang kabir!".
Dia melihat tawanan-tawanan digiring ke bibir sumur tua lalu dilempar ke dalamnya. Disusul rentetan tembakan ke dalam sumur.
Sukitman ketakutan. Dia menangis dalam hati dan berdoa agar tidak menjadi korban berikutnya.