BERITA KBB - Australia dihebohkan dengan peristiwa hilangnya sebuah kapsul nuklir mungil berukuran 6 mm x 8 mm di ruas jalan bebas hambatan Australia Barat, Senin 30 Januari 2023. Kapsul nuklir itu kabarnya terlepas dari sebuah peralatan ukur yang digunakan di pertambangan di Australia Barat, ketika dibawa ke Perth untuk perbaikan.
Otoritas setempat sebagaimana dikutip dari The Guardians menyebut, dalam kapsul nuklir itu terkandung bahan radioaktif berjenis caesium-137. Caesium-137 sendiri adalah logam radioaktif dengan waktu paruh 30 tahun, yang berarti aktivitas radioaktifnya akan berkurang separuhnya setelah 30 tahun.
Guru Besar Ilmu Penginderaan Medis pada Universitas Sydney, Dale Bailey mengatakan, caesium-137 yang terkandung dalam kapsul nuklir itu menyimpan dua bahaya bagi manusia. Pertama, bahaya paparan nuklir dan kedua, bahanya kontaminasi ketika mengalami kontak dengan kulit.
Baca Juga: Resmi! Penyesuaian Tarif Pelayanan Air Minum Kota Bandung Batal“Ketika sudah terkena kontaminasi, ia (caesium-137, red) masuk ke tubuhmu. Menjalar ke tulang, dan jika tertelan, perutmu akan mengoreng dan bisa pecah,” ujar Bailey.
Terkait hilangnya kapsul nuklir itu, Bailey mengatakan, jika wadahnya mengalami kerusakan, risiko kontaminasi akan semakin mengkhawatirkan. Partikel beta yang bocor dapat mengakibatkan memerahnya kulit, timbulnya koreng dan matinya jaringan daging.
Digunakan Pada Peralatan Medis Rumah Sakit
Meskipun berbahaya bagi manusia, ternyata caesium-137 banyak digunakan dalam dunia medis. Bailey menyebut, bahan radioaktif ini banyak dijumpai pada peralatan transfusi darah.
Alat iradiator darah, menurutnya, menjadi sumber terbesar caesium-137 dalam dunia medis. Bahan radioaktif itu digunakan untuk mensterilkan darah dengan foton gamma dari caesium 137, sebelum transfusi darah dilakukan.
Baca Juga: Pasca Kebakaran, Kondisi di RSUD Bandung Kiwari Berangsur Normal“Salah satu sumber terbesar (caesium-137, red) di rumah sakit yaitu dari iradiator darah. Kau mensterilkan darah dengan foton gamma dari kobalt-60 atau kaesium sebelum melakukan transfusi darah,” jelas Bailey.
Selain untuk keperluan transfusi, caesium-137 juga digunakan pada peralatan medis untuk mengobati kanker. Tentunya, dengan jumlah yang tidak membahayakan manusia dan tenaga medis di sekitarnya.
Editor: Siti Mujiati
Sumber: The Guardian
Tags
Artikel Pilihan
Terkait
-
Marcel Sabitzer Gelandang Anyar MU, Ini Profil Lengkapnya
-
Pendaftaran Kartu Prakerja 2023 dibuka, Waspada Phising Berkedok Link Palsu!
-
Hari Lahan Basah Sedunia: Fakta, Manfaat, dan Kerugian Jika Lahan Basah Hilang
-
Sinopsis Film FTV Pacarku Cantik Tapi Boong yang Tayang di SCTV Kamis, 2 Februari 2023, Ada Ridho Illahi