1 Mei Secara Resmi Diakui Sebagai Hari Buruh Sedunia, Beginilah Sejarahnya!

- 30 April 2023, 21:33 WIB
ustrasi Hari Buruh/Lambe turah
ustrasi Hari Buruh/Lambe turah /
 
 
BERITA KBB - Tanggal 1 Mei umumnya dikenal sebagai Hari Buruh Sedunia. Tidak terkecuali Jakarta di banyak tempat, sudah menjadi tradisi untuk mengingatkan masyarakat agar mengadakan demonstrasi yang menuntut berbagai tuntutan.
 
Kongres Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menyerukan penghapusan outsourcing pada Hari Buruh Sedunia besok.
 
Demonstrasi buruh pada tanggal 1 Mei bukanlah aksi kecil. Alasan Hari Buruh Sedunia hari ini adalah puluhan buruh tewas di jalanan untuk menuntut perubahan jam kerja dari 16 menjadi 8 jam sehari. 
 
 
Salah satu pelopor sindikalisme muncul di Prancis pada 1790. Namun, saat itu pemerintah menyatakan perkumpulan itu sebagai kelompok perundungan yang harus dibubarkan. Keputusan ini tertuang dalam hukum Le Chapelier.
 
Reaksi yang sama terjadi di Inggris. Selain melarang serikat pekerja, Parlemen Westminster juga mengeluarkan undang-undang pada tahun 1799 dan 1800 yang melarang pekerja bersaing untuk mendapatkan kontrak kerja. 
 
Pada tahun 1820-an, penyebaran mesin uap dan meningkatnya ketergantungan pada batu bara menciptakan kebutuhan akan pabrik-pabrik di kota-kota di Inggris, Jerman, Prancis, Belgia, dan Inggris.
 
 
Kanal dan rel kereta api dibangun. Konsekuensi yang tak terhindarkan adalah munculnya gerakan buruh sebagai akibat dari industri-industri tersebut.
 
Para pekerja ini bergantung pada upah minimum seumur hidup. Frustrasi ini diperparah dengan kondisi tempat tinggal yang tidak memadai, baik dari segi ruang maupun akses ke air bersih dan layanan kesehatan. Mereka juga tidak memiliki modal dan lahan untuk produksi sendiri. Meski berbeda usia dan jenis pekerjaan, mereka merasakan situasi yang sama. Ini menciptakan ikatan yang kuat antara karyawan.
 
Selain Eropa, kelompok komunis, sosialis, dan serikat buruh juga terbentuk di Amerika Serikat pada awal abad ke-19, dimana gerakan ini didominasi oleh dua kelompok besar. Pertama, para penambang dibayar rendah dan hidup di lingkungan yang berbahaya.
 
 
Mereka berkumpul dalam serikat pekerja untuk menunjukkan solidaritas dan menuntut kenaikan gaji.
 
Kelompok kedua pekerja konstruksi dan industri. Bagi mereka yang tidak hanya mementingkan kesejahteraan, tetapi juga persaingan yang sangat ketat antar karyawan.
 
Serikat pekerja akhirnya memikirkan bagaimana mereka dapat mengurangi persaingan dan memperkuat rasa kebersamaan. 
 
Menurut Ensiklopedia Sejarah Perburuhan di Seluruh Dunia, pada 1 Mei 1886, Federasi Serikat Buruh Terorganisir Amerika dan Kanada (FOTLU) mengadakan demonstrasi menuntut perubahan dari 16 jam menjadi delapan jam. Jam sehari.
 
Sekitar ‪350.000‬ pekerja berpartisipasi dalam demonstrasi ini di beberapa kota di Amerika Serikat, yang berlangsung selama beberapa hari. 
 
Chicago menjadi tempat protes paling keras, salah satunya adalah pengeboman Haymarket Square pada 4 Mei. Hingga 60 petugas polisi dan puluhan warga sipil terluka.
 
Sekitar 125 pekerja dan petugas polisi tewas atau luka parah. Pengadilan Chicago menemukan delapan aktivis anarkis bersalah karena membunuh seorang petugas polisi. Hakim menjatuhkan hukuman mati kepada tujuh orang dan satu sampai 15 tahun penjara.
 
Tiga tahun setelah kerusuhan berdarah tersebut, Kongres Sosialis Internasional Pertama di Paris secara resmi mendeklarasikan May Day sebagai Hari Buruh Sedunia.
 
Pemilihan tanggal tersebut tidak terlepas dari peringatan kerusuhan saat aksi protes di Haymarket Square.
 
Namun kerusuhan tidak berakhir di situ. Bertahun-tahun kemudian, demonstrasi buruh masih diwarnai dengan kekerasan, baik antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa maupun antar rekan kerja.
 
Pada tahun 1904 Kongres Sosialis menuntut agar para pekerja merayakan 1 Mei. Sejak saat itu, tanggal tersebut dijadikan sebagai hari libur di banyak negara.*** 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x